Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) selaku tuan rumah penyelenggara Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah ‘Aisyiyah (KKN MAs), menyelanggarakan kegiatan lanjutan berupa Sosialisasi KKN MAs 2024 bersama Panitia Lokal, Panitia Pusat, Dekan dan perwakilan Program Studi (Prodi). Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (14/5), di Gedung Pascasarjana UMS.
Dengan mengusung tema utama “Stunting dan Inovasi Daerah”, Ketua Panitia Lokal UMS, Prof Ir Sarjito, MT PhD IPM menyebutkan UMS menargetkan akan ada 1500 mahasiswa di antaranya 750 mahasiswa dari 46 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), serta 750 mahasiswa UMS. Jumlah ini yang nantinya akan disebar di 79 desa di Kabupaten Sukoharjo dan 71 desa di Kabupaten Karanganyar. “Kami sudah menyiapkan 79 desa di Sukoharjo dan 71 desa di Karanganyar. Dari 1500 mahasiswa yang mengikuti KKN MAs, maka nantinya akan ada 10 mahasiswa di setiap desa,” jelas Sarjito.
Sarjito juga menjelaskan bahwa sebaran Prodi yang mengikuti kegiatan KKN MAs terdiri dari berbagai multidisiplin ilmu. Kegiatan KKN MAs sendiri akan dimulai dari kedatangan peserta pada tanggal 29-30 Juli. Kemudian dilanjutkan dengan Pembekalan Peserta KKN MAs dan Peningkatan Kapasitas Dosen Bidang Penelitian dan Pengabdian. Penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN akan dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus hingga 9 September mendatang.
Dengan adanya KKN MAs ini, Rektor UMS, Prof Dr Sofyan Anif, MSi mengungkapkan KKN ini akan mampu membentuk nilai kemanusiaan yang dibangun pada diri mahasiswa yang kemudian akan melahirkan sebuah nilai, yang mampu membangun komunitas dan bangsa yang baik. “Hal ini sangat relevan ketika dikaitkan dengan visi dan misi PTMA yang berkemajuan, dan merupakan organisai Islam yang komitmen terhadap gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yang dapat dijustifikasi dengan membangun nilai kemanusiaan pada karakter mahasiswa,” ucap Sofyan.
Prof Dr Suwarno MSi selaku Ketua Panitia Pusat KKN MAs, menjelaskan terdapat berbagai manfaat baik persyarikatan maupun bagi PTMA. Di antaranya, kegiatan ini secara tidak langsung menjadi peta dakwah Muhammadiyah (Al- Islam dan Kemuhammadiyahan), kerjasama pengembangan ranting dan cabang, serta menjadi implementasi amanah Muktamar Muhammadiyah. Sedangkan manfaat yang akan diterima PTMA adalah, secara tidak langsung mampu menaikkan tingkat akreditasi serta promosi bagi Perguruan Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari luaran yang dihasilkan dari KKN MAs ini.
Dalam pemaparan arahan Panitai Pusat, Suwarno juga menyebut UMS sebagai salah satu PTMA yang menjadi pelopor lahirnya KKN MAs. “Sebagai tuan rumah, UMS menjadi salah satu PTMA yang membidangi lahirnya KKN Muhammadiyah pada 2013 lalu,” tutur Suwarno.