Arsitektur UMS Gelar Pameran dan Seminar: Arsitektur Sebagai Warisan Kehidupan

Kuliah kerja lapangan yang dilaksanakan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Maret 208 yang lalu telah selesai. Pasca kegiatan tersebut menghasilkan luaran yang menarik, serta dipublikasikan dalam bentuk pameran dan seminar yang mengangkat tajuk pagelaran warisan, Rabu (30/05/2018).

Ketua panitia pameran dan seminar, Muhammad Marsa menjelaskan bahwa dalam kegiatan kuliah kerja lapangan tersebut mereka memiliki 2 destinasi besar, yaitu Singapura dan Timur Indonesia. Kedua destinasi besar ini mereka kunjungi kurang lebih selama 1 minggu.

“Jadi kami ada beberapa destinasi, ada 2 kelompok besar. Yang pertama ke Singapura dan kedua ke daerah Timur Indonesia. Hari berangkatnya hamper sama, di pecan yang sama, di minggu yang sama. Cuma berbeda hari saja. Yang ke Singapura 4 – 5 hari dan yang ke Timur Indonesia 6 hari.”

Dalam hal ini, wilayah Timur Indonesia yang mereka kunjungi adalah Kepulauan Komodo dan Desa Adat Wairbo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedua tempat tersebut adalah titik terjauh yang mereka kunjungi di wilayah Timur Indonesia. Namun selain itu mereka juga mampir untuk mengunjungi Bali dan Banyuwangi.

Dari seluruh destinasi yang mereka kunjungi, salah satu yang menarik ada di NTT. Marsa juga mengungkapkan bahwa disana mereka melihat serta mengamati bentuk arsitektur dari bangunan yang ada di setiap lokasi yang dikunjungi.

“Di NTT kami mengunjungi objek-objek arsitektur, yang tujuan utamanya Wairbo dan Kepulauan Komodo. Disana ada desa adat dan di Komodo kami melihat pengelolaan arsitektur pariwisatanya. Kemudian di Bali kami mampir ke tempat studio arsitek, dan di banyuwangi kami ke bandara Banyuwangi dan ke kantor Bupati Banyuwangi,” jelasnya.

Apa yang mereka dapatkan dari kuliah kerja tersebut juga dikaitkan dengan tema kegiatan yang diusungnya, yaitu “Sustainability: Inherit a Better Living Through Architecture”. Sustaiability ini diartikan sebagai salah satu prinsip dalam arsitektur, yaitu keberlanjutan. Sehingga apabila dikaitkan antara arsitektur dengan tema yang diangkat dapat dimaknai bahwa untuk mewariskan kehidupan yang lebih baik itu dapat melalui arsitektur.

Dia juga menambahkan bahwa mereka melihat bahwa banyak sekali bukti-bukti arsitektur yang telah diwariskan para generasi pendahulu kepada generasi sekarang. “Banyak sekali bukti-bukti yang saat ini kita alami bahwa arsitektur telah diwariskan kepada kita yang memberikan kebaikan hidup. Kita pun di generasi saat ini juga berkewajiban untuk mewariskan pula ke generasi selanjutnya melalui arsitektur,” tambahnya. (Khairul)