Mahasiswa Ners UMS Gelar Terapi Reminiscence dengan Wayang Orang di Yogyakarta

ums.ac.id, SOLO – Mahasiswa Program Studi Ners Angkatan 29 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dengan bimbingan dosen Kartinah, MPH, dan Supratman, PhD, mengadakan kegiatan terapi reminiscence di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Abiyoso, Pakem, Yogyakarta.

Terapi reminiscence merupakan metode yang dirancang untuk mengaktifkan kembali memori masa lalu melalui aktivitas yang menyenangkan dan bermakna. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia ini diikuti oleh sekitar 60 peserta lanjut usia (lansia) dengan antusiasme yang tinggi. Sesi utama kegiatan diisi oleh penampilan dari Tim Kesenian Wayang Orang Sriwedari yang membawakan fragmen lakon klasik Rama dan Sinta.

Tim kesenian wayang orang Swideri bersama dengan dosen Ners UMS

Penampilan seni tradisional ini dipilih untuk memberikan pengalaman nostalgia bagi para lansia, sebagian besar di antaranya memiliki kedekatan emosional dengan seni dan budaya Jawa. Cerita Rama dan Sinta, yang mengangkat tema cinta, kesetiaan, dan perjuangan, disampaikan dengan penuh energi oleh para seniman, menciptakan suasana yang menghibur sekaligus menggugah ingatan kolektif peserta.

Kartinah, menyampaikan bahwa terapi ini memberikan manfaat ganda, yaitu hiburan dan kesehatan mental.

“Melalui terapi reminiscence, kami ingin menghidupkan kembali kenangan indah para lansia, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan emosi mereka,” ujarnya, pada Sabtu (23/11).

Senada dengan itu, Supratman, PhD., menekankan bahwa program ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa.

“Interaksi langsung dengan lansia dan pengenalan budaya lokal adalah cara efektif untuk menanamkan nilai empati sekaligus memperkuat kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan,” tuturnya.

Salah satu peserta, Rubiyem (74), berbagi pengalaman emosionalnya saat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis (21/11).

“Melihat wayang orang Rama dan Sinta seperti membawa saya kembali ke masa kecil. Rasanya sangat menyenangkan dan membuat hati saya bahagia,” ungkapnya.

Kegiatan ini berhasil menciptakan momen kebersamaan yang hangat antara generasi muda dan lansia, sekaligus mempromosikan pelestarian seni tradisional. Dengan dukungan penuh dari tim dosen dan kolaborasi dengan seniman lokal, terapi reminiscence ini membuktikan bahwa seni budaya dapat menjadi alat efektif untuk mendukung kesejahteraan psikososial masyarakat lanjut usia. (Maysali/Humas)