Solo (ANTARA) – Sejumlah mahasiswa asal Timur Tengah mengikuti aksi damai bela Palestina yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Pantauan di Solo, aksi diikuti oleh ribuan orang, baik dosen maupun mahasiswa. Beberapa mahasiswa dari Timur Tengah di antaranya dari Yaman dan Palestina.
Pada kesempatan itu, masing-masing perwakilan mahasiswa menyampaikan orasinya terkait bela Palestina.
Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan, Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel sesuai dengan arahan Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Seruan ini dilakukan serentak 172 PTMA se-Indonesia.
Pada aksi tersebut, dikatakannya, Forum Rektor Perguruan Muhammadiyah-Aisyiyah mengeluarkan sejumlah sikap, salah satunya mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
“Kami juga mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina,” katanya.
Pihaknya juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina, mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina.
Sikap lain yang juga disampaikan adalah mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
“Kami meminta kepada pemerintah Indonesia agar tidak berpikir sedikit, apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide Israel,” katanya.
Selain itu, atas nama hak asasi manusia dan pesan agung Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, serta aspek historis relasi Indonesia dan Palestina, pihaknya meminta agar pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
“Kami juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina,” katanya.