Penuh Tekad Kuat, Begini Cerita Inspiratif Mahasiswa Sulawesi Barat Ikut Program KKNMAs 2024

ums.ac.id, SURAKARTA – Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah ‘Aisyiyah (KKNMAs) Tahun 2024 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan antusias yang luar biasa dari peserta.

Hal ini terlihat dari penambahan mahasiswa dari Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Sulawesi Barat, Muh. Rivaldi yang menjadi peserta KKNMAs meskipun pelepasan peserta secara simbolis di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS telah dilakukan.

Ketua Panitia Lokal KKNMAs 2024, Prof. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si., membenarkan hal tersebut. Terdapat peserta susulan yang berangkat secara mandiri tanpa dosen pendamping.

“Dari kampusnya sudah mempercayakan kepada mahasiswa tersebut untuk berangkat pengabdian ke Solo,” ungkap Ketua Panitia Lokal KKNMAs 2024 Sabtu, (10/8).

Ini merupakan suatu tekad, lanjutnya, yang sudah dibekali oleh kampusnya.

“Sebelumnya, delegasi tersebut sebetulnya sudah terdaftar ke dalam jumlah peserta sejak Januari silam, terdapat dalam TOT Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia. Hanya saja belum konfirmasi kelanjutan keikutsertaan,” tambahnya.

Kuswaji Dwi Priyono mengungkapkan karena semangat peserta tersebut hingga sampai Solo, sehingga langsung diikutsertakan dalam kelompok yang berada di Desa Gantiwarno, Kec. Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Dalam kesempatan yang berbeda, Muh. Rivaldi mengungkapkan motivasi dalam mengikuti KKNMAs 2024 ini agar mendapatkan pengalaman, memperluas relasi secara nasional, karena pesertanya dari mahasiswa se-Indonesia.

“Jadi saya sangat tertarik dengan tema yang diambil tentang stunting dan UMKM. Terutama dalam UMKM ini kan sesuai dengan jurusan saya jadi sekalian mau mengembangkan ilmu yang dipaparkan selama di perkuliahan gitu,” kata Rivaldi yang merupakan mahasiswa jurusan kewirausahaan itu.

Mahasiswa itu mengungkapkan perjalanan dari Polewali Mandar ke Makassar diawali dengan naik mobil, dilanjutkan dengan naik pesawat lalu mendarat di Yogyakarta dan tiba di Solo menggunakan transportasi kereta api.

Kemudian, Rivaldi menceritakan pengalaman selama seminggu ini di posko desa Gantiwarno, Kec. Matesih, Kabupaten Karanganyar yang menjadikannya lebih mengerti bagaimana pencegahan stunting.

“Nah harapannya, dengan ikut program ini bisa bermasyarakat dengan baik dan mengenal budaya. Jadi sebetulnya harapanku itu ingin mengupgrade diri dan menemukan jati diri,” tambahnya. (Fika/Habibah/Humas)