You are currently viewing Gelar Workshop KKN, LLPM UMS Ingin Tingkatkan Kualitas

Gelar Workshop KKN, LLPM UMS Ingin Tingkatkan Kualitas

  • Post author:
  • Post category:Berita

Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi intitusi pendidikan tinggi sangat penting untuk diperhatikan. Demi meningkatkan kualitas Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam penyelenggaraan KKN, maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) menggelar workshop KKN.

Workshop KKN ini dilaksanakan di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah UMS, Selasa (22/1/2019). Peserta yang hadir dalam workshop tersebut berjumlah 103 peserta, baik dari dosen maupun mahasiswa.

Ketua LPPM UMS, Agus Ulinuha, Ph.D mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk membuka wawasan mengenai pentingnya sebuah kegiatan KKN di lingkungan universitas.

“Tujuan dari diselenggarakannya workshop ini adalah untuk bersama-sama membuka wawasan kita tentang urgensi pentingnya KKN ini diselenggaakan. Jadi kami melihat bahwa sesungguhnya KKN ini memiliki arti yang sangat penting bagi kita semua,” ungkapnya.

Agus Ulinuha juga menambahkan bahwa bagi mahasiswa, kegiatan KKN dapat menjadi tempat untuk mengimplementasikan ilmu yang mereka punya, khususnya dalam hidup bermasyarakat.

“Bagi adik-adik mahasiswa tentu ini adalah merupakan sebuah kegiatan untuk implementasi apa yang selama ini diperoleh di bangku kuliah, juga untuk interaksi kepada masyarakat dimana adik-adik melakukan KKN,” tambahnya.

Dengan adanya KKN, mahasiswa juga dapat memunculkan perubahan sikap yang lebih humanis. Awalnya mahasiswa dalam kegiatan di kampus lebih banyak berinteraksi dengan gadget, laboratorium, dan buku perkuliahan, namun dengan adanya KKN terdapat sisi lain yang dapat diperoleh. Bahkan melalui KKN, mahasiswa juga dapat memperoleh keterampilan hidup ketika terjun di masyarakat.

Workshop pengelolaan KKN tersebut mengundang 3 pembicara yang kompeten dalam mengelola kegiatan semacam ini. Ketiga pembicara tersebut di antaranya Dr. Rina Ratih dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Dr. Suwarno dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan H. Wiwono Aji Santoso dari PDM Kab. Sukoharjo.

Rektor UMS, Dr. Sofyan Anif juga turut menyampaikan bahwa di UMS kegiatan berupa KKN tersebut dikemas dalam mata kuliah softskill. Menurutnya, dalam penerapan mata kuliah itu yang paling efektif adalah melalui KKN.

“Salah satu bentuk kegiatan yang mungkin paling efektif dalam rangka untuk membangun softskill ya KKN itu, karena tidak hanya satu atau dua hal keuntungan yang diperoleh,” ucapnya.

Rektor UMS menambahkan bahwa keuntungan-keuntungan yang diperoleh mahasiswa yang melaksanakan KKN salah satunya adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara umum.

“Mahasiswa yang semula tidak punya kemampuan komunikasi dengan orang lain, bahkan orang banyak. Tapi biasanya setelah pulang KKN itu komunikasinya menjadi lebih baik. Bahkan mereka mampu memahamkan sebuah ideologi, aspirasi kepada orang yang latar belakangnya berbeda-beda,” tambahnya. (Khairul)