Maksimalkan Penggunaan QRIS, Pengamat Ekonomi UMS Sarankan Beberapa Hal Ini

Solopos.com, SOLO — Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) kini menjadi salah satu alat pembayaran yang sering digunakan di Kota Solo.

Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, Kota Solo menjadi pengguna QRIS terbanyak di Soloraya.

Tetapi, tidak semua bisa menikmati layanan QRIS. Masih banyak warga yang belum mengetahui cara menggunakan QRIS, atau para pedagang yang masih tidak memahami fungsi dan kelebihan QRIS sebagai salah satu pembayaran non-tunai.

Pengamat ekonomi asal Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Anton Agus Setyawan, menilai ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Bank Indonesia (BI) untuk mengoptimalkan penggunaan QRIS di Kota Bengawan.

“Bank Indonesia yang menginisiasi QRIS harus meningkatkan sosialisasi sampai ke level pedagang mikro. Juga Pemkot Solo bisa memberikan insentif bagi pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengadopsi transaksi dengan QRIS kalau memang serius ingin memperluas pembayaran dengan sistem non-tunai,” ulas Anton kepada Solopos.com pada Sabtu (28/1/2023).

Selain itu, masih ada celah yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan transaksi penggunaan QRIS di Kota Solo. Hal tersebut tidak lepas dari para pedagang yang masih belum memahami penggunaan transaksi non-tunai.

“Kalau untuk kekurangan QRIS sejauh ini menurut saya lebih ke belum meratanya penggunaan QRIS oleh pengusaha di level mikro. Hal ini dikarenakn untuk level pengusaha mikro belum semuanya melek teknologi dan aware dengan adanya e-money atau transaksi non-tunai lainnya,” tambah Anton.

Sebagai informasi, menurut data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Solo pada tahun 2022, jumlah merchant QRIS di Soloraya terus meningkat.

Data menunjukkan jumlah merchant QRIS Soloraya 36.881 merchant pada Desember 2019. Jumlah tersebut naik pada Desember 2021 menjadi 281.164 merchant dan 358.410 merchant pada Juli 2022.

Sebesar 26% dari total 358.410 merchant berasal dari Kota Solo. Berikut dengan Kabupaten Sukoharjo menempati urutan kedua kota/kabupaten di Soloraya dengan jumlah merchant QRIS terbanyak, sebesar 19%. Kemudian kabupaten Klaten sebesar 15%.

Kabupaten Karanganyar menempati urutan keempat kota/kabupaten di Eks Karesidenan Surakarta dengan jumlah merchant QRIS terbesar sebanyak 13%, Kabupaten Sragen sebesar 10%, Kabupaten Boyolali sebesar sembilan persen dan terakhir Kabupaten Wonogiri sebesar delapan persen.

Sumber : https://www.solopos.com/maksimalkan-penggunaan-qris-pengamat-ekonomi-ums-sarankan-beberapa-hal-ini-1536638?utm_source=terkini_desktop

Berita lainnya...