You are currently viewing Sumpah Profesi Guru, Harapkan Guru Yang Dapat Menghadapi Tantangan Zaman

Sumpah Profesi Guru, Harapkan Guru Yang Dapat Menghadapi Tantangan Zaman

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SOLO – Dalam menghadapi tantangan zaman dalam dunia pendidikan, Coach Transformasi Pendidikan, Dr., Hendi Pratama menyampaikan motivasi pendidikan bagi guru-guru profesional.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Yudisium Pengukuhan dan Sumpah Profesi Guru yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (27/1) di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.

Dalam materinya, Hendi Pratama mengatakan, apakah para guru profesional ini siap untuk mengajar Gen Z dan Alpha, di mana generasi tersebut tumbuh dan berkembang dengan internet.

BACA JUGA: Turut Memajukan Pendidikan Indonesia, PPG UMS Cetak 1.637 Guru Profesional

“Mari kita olah kelebihannya menjadi hal yang terbaik dari mereka, kelemahannya bisa kita tutupi atau kita kuatkan untuk menjadi generasi yang lebih baik,” jelas Hendi memberikan support kepada para guru profesional.

Guru dan orang tua memiliki pandangan yang sama mengenai hal yang bisa didapatkan di sekolah, yaitu seperti kerja sama, karakter, adab, dan sopan santun. Namun, siswa memiliki pandangan yang berbeda, di mana mereka menilai bahwa sekolah adalah deretan mata pelajaran. Menurut Hendi sendiri, pandangan guru dan orang tua harus dikomunikasikan kepada siswa.

“Maka ketika hadir di kelas, seorang guru atau dosen harusnya datang dengan energi yang besar karena siswa merasakan resonansinya,” tuturnya.

Di sisi lain, siswa juga akan merasakan guru yang kompeten dan inkompeten.

Meskipun saat ini perkembangan teknologi semakin maju dengan banyaknya Artificial Intelligence (AI) yang dianggap dapat menjawab berbagai persoalan, tetapi kehadiran guru akan tetap penting.

“Guru tidak akan digantikan oleh AI, tapi guru akan digantikan guru lain yang pintar AI,” tutur Hendi.

Maksudnya adalah guru seharusnya dapat menghalau kecerdikan siswa yang menggunakan AI dalam menjawab tugas sekolahnya, dengan memberikan soal yang lebih kreatif lagi.

Begitu pula dengan salah satu peserta yudisium, Wisda Ramadhani Robi’ah yang akan menjadi guru profesional Pendidikan Bahasa Inggris menyampaikan bahwa ada tantangan untuk menjadi guru profesional untuk saat ini.

“Menurut aku itu challenge bagi guru-guru zaman sekarang apalagi sekarang gen z ya, jadi kita harus bisa menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan budaya saat ini. Jadi ini challenge banget buat kita guru,guru profesional,” ungkap Wisda.

Dia juga berharap, pendidikan di Indonesia bisa lebih maju dan merata. (Maysali/Humas)