You are currently viewing Qobilah dan Kafilah HW Moh Djazman UMS Dilantik

Qobilah dan Kafilah HW Moh Djazman UMS Dilantik

  • Post author:
  • Post category:Berita

Belasan Qobilah dan Kafilah (pengurus) Gerakan Hizbul Wathan (HW) Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dilantik Rektor UMS Dr. Sofyan Anif, M.Si, di di ruang Theater, Gedung Siti Walidah lantai 7, Kampus UMS – Kartsura, Jumat (23/2) siang. Turut hadir dalam acara pelantikan itu, Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Hizbul Wathan (HW) Muchdi Purwoprandjono.

“Setelah bangkit kembali dari tidurnya selama ini, gerakan kepanduan Hizbul Wathan memang menemukan berbagai hambatan. Terutama sebagian besar guru-guru SD, SMP, SMA atau SMK adalah kebanyakan guru sekolah negeri. Padahal sekolah merupakan garda terdepan gerakan kepanduan,” ungkap Muchdi Purwoprandjono yang akrab dipanggil Muchdi PR, menjelang acara Pelantikan Qobilah dan Kafilah Gerakan HW Muh Djazman UMS, di ruang Rektor UMS.

Awalnya, lanjut Muchdi PR, adanya larangan kegiatan kepanduan HW di sekolah-sekolah terutama sekolah Muhammadiyah, tetapi bersama dengan berjalannya waktu larangan itu hilang dengan sendirinya. “Sehingga beberapa tahun belakang ini kepanduan mulai digiatkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah,” ujarnya.

Muchdi PR mengatakan, untuk lebih meningkatkan kegiatan kepanduan HW kedepan, pada tahun 2018 ini, kepanduan HW akan memperingati 100 tahun kelahiran Hizbul Wathan. Puncaknya akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2018 mendatang di Yogyakarta. Diantaranya akan diisi acara silaturahmi nasional sekaligus mempertunjukkan kepada pemerintah bahwa keberadaan gerakan Hizbul Wathan milik Muhammadiyah itu ada dan sudah bangkit. “Pada acara tersebut, menurut rencana akan menghadirkan Presiden RI Joko Widodo,” ungkapnya.

Lebih lanjut Muchdi PR mengemukakan, kebangkitan gerakan Hizbul Wathan bukan untuk menyaingi Pramuka. Tetapi bisa berjalan bersama seiring melakukan kegiatan kepanduan. Apaqlagi secara historis, keberadaan Hizbul Wathan telah ada sebelum Pramuka didirikan. “Karena pada tahun 1961, gerakan kepanduan yang ada di Indonesia dijadikan satu menjadi Pramuka,” jelasnya.

Seiring dengan itu, Muchdi meminta kepada sekolah-sekolah di lingkungan Muhammadiyah agar tidak ragu-ragu lagi menggerakan kepanduan Hizbul Wathan di sekolahnya. “Karena kita pandu HW dan Pramuka di sekolah jalannya sama-sama untuk kepentingan bangsa dan Negara ini,” ujarnya (Eko)