Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS menyelenggarakan pembekalan dan pelepasan sarjana S1 dengan tema “Laku Agung Rengkuh Unjuk” di Auditorium Muhammad Djazman Kampus 1 UMS, Kamis (24/03).
“Intinya, setelah para sarjana baru itu bekerja, sebagai guru atau bidang lainnya, mereka mampu menunjukkan prestasinya, namun prestasi itu harus dicapainya dengan cara yang baik,” kata Ketua Panita Ketua Panitia Pembekalan Titi Setiabudi, S.S, M.A.
Tingkah laku yang baik, lanjut dia, tentu tidak dengan cara menghalalkan segala cara. Ada rambu dan etika yang harus dipatuhi. Jika para lulusan paham dengan ke imanan dan bekal selama kuliah, setidaknya mereka telah memberikan kontribusi yang nyata bagi republik ini, Indonesia. “Tidak korup, dan selalu bersikap jujur adalah prilaku yang wajib dijunjung tinggi alumni UMS.”
Pada kesempatan itu, Titis juga menyampaikan jumlah peserta pembekalan 416 wisudawan FKIP UMS, dengan rincian dari Prodi Akuntansi (70); Prodi PKn (12); Prodi Bahasa Indonesia (22); Prodi Bahasa Inggris (61); Prodi Matematika (57); Prodi Biologi (10); Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (78); Prodi. Pendidikan Anak Usia Dini (10); Prodi Pend Geografi (20); Prodi Pendidikan Teknik Informatika (60); Prodi Pendidikan Olahraga (16). “Mereka dilepas dari FKIP UMS, dan akan mengikuti wisuda di tingkat universitas.”
Dekan FKIP UMS Prof.Dr.Sutama, berpesan agar wisudawan jangan bimbang menghadapi persoalan, dan tetap istiqomah. “Semakin dekat dengan cita-cita, maka banyak tantangannya. Wisudawan harus mempunyai karakter yang tidak bisa ditawar, yaitu religius dan menghargai orang lain. Setiap persoalan yang kita hadapi pasti ada hikmahnya dan membuat kita lebih dewasa.”
Selain itu, dia juga mengingatkan perjuangan lulusan keguruan ke depan harus bisa mensinergikan idealisme dengan realita di lapangan.
“Realita ini memerlukan kreativitas dan keterampilan lebih untuk beradaptasi dengan lingkungan dan modal utamanya adalah religius yang kuat dan menghargai orang lain,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor I UMS Prof. Harun Joko Prayitno, M.Hum, yang hadir mewakili Rektor menyampaikan bahwa para wisudawan berjuang tidak hanya sesaat saja, tapi harus terus menerus. Jadilah guru yang IKI ATM (inovasi kreasi invensi adaptif transformative moderatif). Guru harus punya program yang inovatif. Guru harus to do and living together. Mampu menemukan sesuatu. Basisnya invensi adalah menemukan. Guru harus adaptif mengikuti ritme perubahan yang sedang terjadi. Guru harus transformative, mengubah bentuk proses, paradigma, luaran, dan gaya belajar. Guru harus mampu memiliki daya kemajuan dan gaya 2 moderatif.
Pesan Prof Harun, tetap berdedikasi, menjaga almamater dan membawa nama baik UMS dalam menjalankan tugas di mana pun. “Menjaga nama baik almamater, merupakan keharusan.”
Pada bagian lain, Dr. Masduki, menambahkan bekal yang harus dibawa oleh para wisudawan ini. “Beradaptasi dengan teknologi, berfikir kritis, kreatif, menemukan solusi, selalu berkomunikasi dan berkolaborasi. Jadilah menjadi bagian dari solusi. Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.” (Humas)