Nia Ramadhani dalam Sesi Sharing di UMS: Urgensi Mental Health

RADARSOLO.ID – Semakin lama masalah dipendam dalam pikiran dan hati, kian menumpuk rentetan ketakutan. Bahayanya, ini bisa menjadi bom waktu yang siap meledak kapanpun. Pengalaman ini coba dibagikan artis ibu kota Nia Ramadhani, dalam sesi sharing di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (9/2/2023).

Istri Anindra Ardiansyah Bakrie itu mengatakan, emosi yang tidak terekspresikan, maka tak akan pernah mati. Orang yang sengaja menguburnya hidup-hidup, tak jarang mencari pelampiasan dengan cara negatif. Inilah pentingnya komunikasi untuk mental health bagi generasi muda.

“Saya dulu apa-apa dipendam. Kadang mau cerita ke orang, dianggap biasa saja. Akhirnya saya pendam dan merasa kuat. Tapi pada akhirnya meledak juga,” ujarnya di hadapan mahasiswa UMS.

Terkadang banyak remaja yang menyepelekan gangguan mental tersebut. Tak jarang mereka acuh, padahal membutuhkan bantuan untuk mengatasinya. Secara emosional, banyak remaja membiarkan pikiran-pikiran negatif tentang kekhawatiran itu menguasai dirinya tanpa batasan.

“Masalah-masalah itu saya pendam, akhirnya meledak 2021 lalu. Saya harus masuk rehabilitasi (ketergantungan narkoba). Jadi mulai sekarang, biasakan ngobrol dan menghargai diri sendiri. Harus mencintai diri sendiri,” pesannya.

Nia menambahkan, gerenasi muda jangan segan berbagi keluh kesah ke orang tua (ortu). Dengan catatan ortu bisa memahami kondisi buah hatinya. Karena terkadang pola pikir ortu sedikit kolot dan ketinggalan zaman. Inilah pentingnya komunikasi dan rasa saling mengerti.

“Menyanyangi diri sendiri itu kunci dari semua permalahan mental generasi muda saat ini. Terkadang orang tua inginya kita harus begini. Tapi kita ternyata tidak bisa menerima itu. Maka harus dibicarakan atau dikomunikasikan, supaya lebih enak dan lebih plong,” beber Nia.

Sementara itu, Dekan Psikologi UMS Prof. Taufik menyebut, kekosongan spiritual menjadi kunci kekosongan mental. Kekosongan jiwa terjadi, biasanya karena tidak ada kegiatan yang bermakna. Sehingga seakan-akan kehidupan yang dijalani anak muda zaman sekarang tidak berguna.

“Seseorang akan tahu seberapa besar kontribusi diri pada orang lain, maupun dirinya sendiri.  Sebenarnya penderitaan itu tidak ada. Tergantung bagaimana seseorang memaknainya. Kekosongan itu bisa diisi dengan spiritual. Kuncinya be yourself,” paparnya. (ian/fer/dam)

Sumber : https://radarsolo.jawapos.com/pendidikan/10/03/2023/nia-ramadhani-dalam-sesi-sharing-di-ums-urgensi-mental-health/