ums.ac.id, PABELAN – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Tabligh Akbar dalam rangkaian Gema Kampus Ramadan (GKR) 1445 H dengan tema ‘Refleksi Risalah Islam Berkemajuan’ yang dilaksanakan pada Selasa, (19/3) di Masjid Sudalmiah Rais UMS.
Dalam pemaparannya, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, K. H. Fathurrahman Kamal, L.C., M.Si., memaparkan tentang muslim zaman now yang keren dan berkemajuan.
“Islam adalah kemajuan, dan kemajuan adalah spirit dari Islam itu sendiri. Di mana umat Islam membangun kekuatan dengan spiritual,” ungkap Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah itu.
Menurutnya, masyarakat berkemajuan adalah mereka yang kritis terhadap zaman dan kehidupan, memiliki tradisi literasi, ditambah tradisi literasi digital.
“Di era disrupsi ini merupakan revolusi secara fundamental dalam mengubah cara kita hidup, bekerja dan berhubungan dengan orang lain,” tegasnya.
Persoalannya adalah seberapa besar perangkat teknologi untuk membangun kemajuan di masa depan.
Fathurrahman Kamal mengungkapkan, di era media baru (new media) telah memberi perubahan dalam semua sektor, termasuk pada aspek spiritual dan moral. Situasi ini menuju pada suatu kondisi baru. Aktivitas keagamaan dan relasi sosial mengalami perubahan yang drastis melalui media internet ini.
“Implikasi terhadap spiritualitas religius adalah penyimpangan paham keagamaan publik melalui media berbasis internet. Kini terjadi dehumanisasi atau kehilangan rasa kemanusiaan, karena semua serba narsis ekspresi secara nyata semua masuk dalam perangkap maya,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menjelaskan bagaimana menjadi muslim holistik (kaffah) sebagai konsekuensi keimanan.
Keberagaman yang Kaffah yaitu:
1. Manifestasi Islam, iman dan ihsan;
2. Komitmen untuk melaksanakan seluruh ajaran Islam zahir dan batin;
3. Upaya optimal secara manusiawi dalam mewujudkan ajaran Islam, serta menjadi parameter dalam persepsi dan perilaku kehidupan;
4. Berislam dalam ritual sebagai sistem dalam kehidupan
“Muslim keren zaman now, lanjutnya adalah mereka yang berilmu (profesional), beradab, dan berdaya guna (altruistik),” pungkasnya. (Fika/Humas)