Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar kegiatan Pelatihan Verifikator SINTA 2019. Kegiatan tersebut digelar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah bagi perguruan tinggi.
Pelatihan yang digelar di Hotel Alana, Surakarta ini dihadiri oleh 75 peserta. Seluruh peserta yang hadir terdiri dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, Kamis – Jumat (11-12/4/2019).
Wakil Rektor IV UMS, Dr. M. Abdul Fattah Santosa, M.Ag mengatakan kini masyarakat telah memasuki era digital, sehingga salah satu dampaknya adalah dosen harus mulai bekerja dengan mengikuti alur digitalisasi.
“Ketika kita memasuki era digital, maka perubahan sebagai dampaknya mengikuti, dan sebagai dampak dari itu maka pengelolaan terkait dengan kinerja dosen itu menjadi semakin menjadi digitalisasi, memudahkan, dan kemudian menjadi sampai pada jurnal yang harus online,” katanya.
Pelatihan yang digelar oleh LPPI UMS ini merupakan yang kedua kalinya di tahun ini. Sebelumnya LPPI UMS telah mengadakan pelatihan jurnal terakreditasi, dan pelatihan kali ini berfokus pada verifikator SINTA yang bertujuan untuk menunjang publikasi online tersebut.
Dalam pelatihan ini, para peserta diberikan beragam materi berkaitan dengan sistem SINTA itu sendiri. Beberapa materi yang diberikan di antaranya hak, kewajiban, dan etika verifikator SINTA, pengenalan fitur dan fungsi SINTA, pengenalan Google Schoolar, Scopus, dan database terkait kinerja, mekanisme verifikasi dan pengecekan kualitas data SINTA, serta praktik verifikasi dan pengecekan kualitas data SINTA.
Dalam kesempatan ini, Dr. Hanief Arief, ST., MAP selaku Kepala Subdirektorat Fasilitasi Publikasi Ilmiah, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti memaparkan renstra publikasi ilmiah internasional dalam kurun waktu 2015 hingga 2019. Selain itu, juga dipaparkan data terkait perbandingan jumlah publikasi ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Data yang dipaparkan tersebut terlihat adanya perbandingan yang cukup jauh, yaitu PTN berkisar 43% dan PTS 27%.
Dari data tersebut, Dr. Hanief berharap agar nantinya setelah kegiatan ini, PTS dapat memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan jumlah publikasi ilmiah di Indonesia.
“Ke depan itu kita berharap bagaimana peran perguruan tinggi swasta ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan jumlah publikasi ilmiah. Dan nanti kita juga akan lihat dan berharap ada masukan untuk mendorong bagaimana publikasi ini meningkat,” harapnya.
Selain itu, dipaparkan pula data terkait jumlah data produktifitas penulisan publikasi ilmiah LLDIKTI Wilayah 6 Jawa Tengah. Dalam data tersebut dikatakan bahwa UMS menempati peringkat 1 perguruan tinggi yang memiliki produktifitas paling tinggi se-Jawa Tengah. (Khairul)