You are currently viewing Ancaman Serius Standar Moral, Pendidikan Punya Andil Dalam Menyelamatkan Umat dan Bangsa

Ancaman Serius Standar Moral, Pendidikan Punya Andil Dalam Menyelamatkan Umat dan Bangsa

ums.ac.id, PABELAN – Dalam momentum Halal Bihalal Keluarga Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S, M.Kes., menyampaikan tentang peran penting pendidikan sebagai bagian dari penyelamat masa depan umat dan bangsa.

Pada awal penyampaian kajian, Agus Taufiqurrahman membahas keluaran umat Islam setelah bulan Ramadan adalah menjadi pribadi yang muttaqin.

 

“Masuk momentum Ramadan kita gunakan sebaik-baiknya, kemudian di bulan Syawal perwujudan dari itu. Kalau pada khasanah tasawuf, masuk bulan Ramadan itu ibaratnya membuang yang kotor terus diisi dengan kebaikan. Hasilnya akan menjadi pribadi yang muttaqin,” paparnya.

Ciri pribadi yang muttaqin itu, lanjutnya, harusnya menjadi menyenangkan, suka membantu orang lain, punya kepedulian yang tinggi, dan tidak suka marah.

“Maka mereka akan disenangi masyarakat, karena suka menolong, suka membantu sesama. Mari kita hiasi ini dengan silaturahmi,” tambah Agus pada Sabtu, (20/4) di Gedung Auditorium Moh. Djazman Kampus 1 UMS.

Dia menambahkan, kalau di media Indonesia orang baru mau membangun relasi sosial, Islam sudah melakukannya. Dalam khasanah Islam itu sendiri yang disebut sebagai relasi sosial adalah silaturahmi. Bahasa agamanya adalah menyambung relasi, sehingga orang Islam tidak perlu lagi kaget dengan hasil penelitian yang panjang itu.

Kata nabi akan hadir zaman, yang kondisinya serba terbalik dari kebenaran itu sendiri. Saat yang harusnya amar makruf nahi mungkar, malah amar mungkar nahi makruf. Di antara solusi tersebut, umat Islam harus menguatkan silaturahmi.

“Insyaa Allah kampus akan menjadi penyelesai problem besar di era disrupsi sosial. Salah satunya adalah menurunnya standar moral warga bangsa, dan dunia pendidikan harus menyelamatkan kondisi ini,” tegasnya.

Masalah masa kini adalah anak muda protes masalah keimanan, yang solusinya adalah kembali kepada keimanan itu sendiri. Dalam pengajian Pimpinan Pusat Muhammadiyah diungkap bahwa anak-anak lulusan Perguruan Tinggi tidak berkenan cepat menikah, sehingga yang menikah di usia normal itu mengalami penurunan, kecuali yang mengalami kecelakaan hingga akhirnya nikah muda. Selain itu, ada yang sudah menikah tetapi mendeklarasi sebagai kelompok childfree dan masih banyak lagi.

“Sehingga sendi beragama mutlak harus disadari bahwa kondisi saat ini mengalami ancaman yang serius, belum lagi di kampus juga banyak kasus LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender). Oleh karena itu, mari kita jadikan kampus kita sebagai bagian dari penyelamat masa depan umat dan bangsa, di samping untuk penyelamat dakwah persyarikatan. Semoga Allah SWT terus menjaga UMS sebagai kebanggan umat bangsa sekaligus center of excellent persyarikatan Muhammadiyah,” pungkasnya. (Fika/Humas)