You are currently viewing Tingkatkan Literasi Digital, PTI UMS Lakukan Penelitian Computational Thinking

Tingkatkan Literasi Digital, PTI UMS Lakukan Penelitian Computational Thinking

ums.ac.id, SOLO – Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan kegiatan sosialisasi penelitian hibah RisetMu. Program ini diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia.

Penelitian Hibah RisetMu yang dilakukan oleh PTI UMS ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Kolaborasi Orang Tua dan Anak untuk Meningkatkan Literasi Digital dengan Computational Thinking di Kampung Sains Karangkajen Yogyakarta”.

Dosen PTI UMS Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng., menerangkan bahwa kegiatan awal dari penelitian ini diawali dengan sosialisasi pada Jumat (29/3) sekaligus bertepatan sebagai acara menjelang buka puasa yang dihadiri oleh 19 orang tua, 21 anak dan beberapa stakeholder.

“Tujuan penelitian ini adalah mewujudkan kolaborasi orang tua dan anak untuk meningkatkan literasi digital dengan berpikir komputasional melalui metode plugged dan unplugged pada materi STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dan kehidupan sehari hari,” terangnya, Sabtu (20/4).

Kegiatan yang direncanakan akan selesai pada bulan Mei ini menerapkan strategi kolaborasi model Pentahelix yang melibatkan ekosistem di Kampung Sains Karangkajen, yang meliputi pihak pemerintah, akademisi, komunitas, pebisnis dan media.

“Kita membuka kembali bahwa ini lho termasuk Computational Thinking (CT). CT itu bukan berpikir seperti komputer tapi sebenarnya berpikir seperti ilmuwan komputer, karena pada dasarnya kita yang akan mengendalikan. Nah itu pentingnya di situ,” tekan Ketua Penelitian itu.

Maka ketika game tidak bisa dihindari dari kehidupan anak-anak, lanjutnya, akan tetapi bisa mengerti waktu, tanggung jawab di rumah, atau resiko dari bermain game.

“Latar belakang dari riset ini adalah karena adanya kesenjangan digital antara orang tua dengan anak. Memang biasanya riset kepada guru, tetapi orang tua dan keluarga juga menjadi pembelajaran informal,” paparnya.

Pembelajaran informal mengacu pada situasi yang muncul secara spontan, misalnya di antara teman dan keluarga. Demikian lah lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan anak. Keterlibatan orang tua memainkan peran penting dalam pembelajaran anak.

“Kita juga memberikan landasan yang prinsipal sekali untuk nanti dunia mendatang mereka, entah anak-anak itu hidup di tahun yang banyak sekali pekerjaan-pekerjaan baru yang mungkin saat ini belum tau namanya,” ujar anggota Biro Bebras UMS itu.

Teknologi akan terus update namun dengan CT ini harapannya akan lebih cepat beradaptasi karena telah memahami prinsip kerjanya. Melalui CT ini juga ketika sudah berada di industri maka memungkinkan untuk menghemat cost ataupun menjadi lebih efektif. (Maysali/Humas)