beritajogja.com (Solo) – UMS menggelar Iktikaf atau berdiam di masjid selama 10 hari terakhir di bulan suci Ramadan.
Pembukaan kegiatan iktikaf dilaksanakan di Masjid Sudalmiyah Rais, Sabtu (30/3/2024), bertepatan dengan malam ke-21 Ramadan.
Ketua Takmir Masjid Sudalmiyah Rais, Dr. Muchamad Ikhsan, S.H., M.H., mengajak peserta iktikaf Masjid Sudalmiyah Rais untuk bersyukur atas nikmat dari Allah SWT sebab diberi kesempatan untuk menemui bulan penuh kemuliaan.
Ikhsan menyampaikan, saat mengikuti kegiatan iktikaf tidak ada harapan lain selain Allah meridhoi ibadah yang dijalankan.
Dia juga mengatakan malam ini mungkin adalah malam Lailatul Qadar.
“Tetapi yang jelas setiap dari kita semua yang melewati malam hari ini sampai malam 30 besok itu berarti sebenarnya menikmati, mengalami satu waktu yang namanya malam Lailatul Qadar,” ungkap Ikhsan.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tidak semua orang bisa mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memanfaatkan waktu malamnya untuk melakukan amal saleh.
Dicontohkan oleh Dosen Fakultas Hukum UMS itu, saat seseorang hanya tidur saja dari waktu Isya hingga Subuh, berarti orang itu mendapatkan keutamaan tidur seperti orang yang tidur 83 tahun.
“Tapi celaka lagi kalau ada orang melakukan perbuatan maksiat di sepuluh hari terakhir. Alih-alih mendapat keutamaan, malah mungkin maksiatnya dikalikan seribu bulan,” tekan Ikhsan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Gema Kampus Ramadan (GKR) UMS, Nurgiyatna, S.T., M.Sc., Ph.D., menyatakan kegiatan ini adalah program rutin.
Pada tahun ini, peserta iktikaf tidak perlu dibatasi. Siapapun yang datang ke Masjid Sudalmiyah Rais akan dilayani dengan sebaik-baiknya.
Bagi peserta iktikaf yang masih di umur 10-17 tahun, peserta diwajibkan untuk registrasi dengan didampingi oleh wali.
Kegiatan pada iktikaf ini di antaranya adalah kajian, khataman bersama, dan khataman mandiri.***
