Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk ketiga kalinya, kembali menggelar Tabligh Akbar dalam jaringan (daring). Kali ini giliran tokoh nasional Amien Rais menjadi narasumber dalam acara tersebut. Dalam ceramahnya, Amien Rais bicara terkait penegakan keadilan sebagai sendi utama kehidupan masyarakat. Tabligh Akbar online tersebut dikendalikan dari Masjid Hj. Sudalmiyah Rais UMS, Rabu (20/05/2020). Sedangkan Amien Rais berada di kediamannya di Yogyakarta.
Dalam penyampainnya, Amien Rais melihat ada sebuah fenoma baru dalam Islam, yakni Islam baru-baru ini hanya dipandang sebagai agama rutinitas belaka. “Ada semacam fenomena yang meprihatinkan, Islam yang kita geluti ini hanya menjadi rutinitas. Islam sudah rutin, stasioner, adem ayem. Tapi kemudian yang kita lihat kenapa sekarang Islam ini tidak menjadi sumber utama, sumber motivasi dalam memecahkan problematika kehidupan,” kata Amien Rais.
Amien juga mengatakan, semangat kehidupan berbangsa dan bernegara harus dikuatkan. “Jangan sampai satu pihak perutnya buncit karena kekenyangan, sementara ada pihak lain yang merasa kelaparan,” ungkapnya.
“Jadi sejelek-jeleknya hewan melata di muka bumi ini, itu adalah orang-orang yang bisu dan tuli tidak mau menegakan kebenaran. Jadi pengandaian Allah itu sangat tajam, bagi orang yang menentang-Nya itu lebih buruk dari hewan melata yang ada di bumi,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1995 – 1998 itu.
Selain itu, fenomena lainnya banyak masyarakat saling memfitnah. “Apalagi kalau manusia yang suka memfitnah saudaranya, itu sama halnya seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Maka lewat Muhammadiyah ini, kita selalu bersama menegakkan amar ma’aruf nahi munkar untuk sesame,” urainya.
“Kata banyak pengamat, Indonesia ini Islamnya moderat. Sehingga aliran-aliran ekstrimis tidak laku di Indonesia. Kita bersyukur adanya Muhammadiyah dan NU selalu menjaga stabilitas Islam di Indonesia,” kata Amien.
Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. dalam sambutannya mengatakan kegiatan Tabligh Akbar Online yang rutin diadakan UMS harus tetap dilaksanakan. Karena Indonesia sedang dilanda pandemi virus corona, maka Tabligh Akbar online ini perlu dilakukan.
“Nantinya dari pengajian-pengajian ini akan diterbitkan buku, yang berisi rangkuman materi yang telah disampaikan narasumber. Dilanjutkan dengan diskusi-diskusi kecil yang disimpulkan dalam buku dan akan diteruskan kepada pemerintah sebagai masukan maupun gagasan,” ujarnya.
Lebih dari 1.300 peserta pengajian ikut menyimak apa yang disampaikan Amien Rais. Secara rinci sebanyak 715 partisipan via aplikasi zoom dan 778 penonton lewat channel YouTube TV UMS. Tak hanya peserta dalam negeri saja, sejumlah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dari luar negeri turut serta dalam Tabligh Akbar Online yang digelar Takmir Masjid UMS tersebut. (Risqi/Humas)