RADARSOLO.COM – Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se Indonesia serentak menggelar aksi bela Palestina, Selasa (7/5). Mereka mengutuk bebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina.
Mereka juga mendesak pemerintah agar menjalin diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Tidak ketinggalan sivitas Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga menggelar aksi damai bela Palestina di halaman Gedung Induk Siti Walidah UMS.
Ratusan dosen bersama mahasiswa mengenakan jas almamater membawa bendera, syal, poster, spanduk berisi dukungan kepada Palestina.
Di atas panggung, rektor, wakil rektor, dosen, alumni, perwakilan mahasiswa dari masing-masing fakultas, bahkan mahasiswa asing UMS dari Palestina menyerukan orasi mengutuk Israel.
Melalui orasinya, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengkaderan UMS Ihwan Susila mengatakan, Muhammadiyah sebagai pejuang Alquran dan Assunnah. Di mana dalam Alquran dan Assunnah menyatakan membunuh satu orang sama dengan membunuh seluruh manusia.
“Apa yang terjadi di Palestina, Israel membunuh tidak satu orang, tetapi ribuan umat Islam di sana. Bagaimana kita bisa mengharap Allah dengan membiarkan Israel yang terkutuk membunuh masyarakat di Palestina? Maka kita dengungkan, kita bela Palestina. Kita bela harkat dan martabat mereka,” ujar Ihwan.
Sementara, Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan, aksi tersebut serentak dilakukan seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Indonesia.
“Jumlahnya 172 (PTMA) secara serentak hari ini melakukan aksi damai. Palestina harus kita bela sekaligus mengutuk Israel yang melakukan kebiadaban yang tidak sesuai dengan kemanusiaan,” bebernya.
Anif menambahkan, aksi tersebut sebagai bentuk empati, soliditas, dan sikap bangsa yang melihat kekejaman, keangkuhan, dan kezaliman Israel terhadap Palestina.
“Ini bukan bicara perbedaan agama, melainkan kemanusiaan dan demokrasi. Kita sebagai manusia harus membela saudara yang terzalimi,” imbuhnya.
Dikatakan Anif, dokumentasi aksi serentak tersebut akan diserahkan ke televisi-televisi Timur Tengah. Selain itu, dalam aksi dilakukan penggalangan dana untuk Palestina.
“Karena Palestina tidak hanya membutuhkan bantuan aksi damai dan doa, tetapi bantuan dana. Maka UMS bersama PTMA akan mengirimkan bantuan dana ke Palestina,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Anif membacakan pernyataan sikap dengan delapan poin tuntutan:
Mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas Kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
Mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina.
Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.
Mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina.
Mengecam Organisasi Kerjasama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
Meminta kepada Pemerintah Indonesia, agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide Israel.
Atas nama hak asasi manusia dan pesan agung Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, serta aspek historis relasi Indonesia dan Palestina, kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina. (zia/bun)