You are currently viewing Kurangi Limbah Plastik, Mahasiswa UMS Buat Produk Inovasi ECAPA-POLYBAG

Kurangi Limbah Plastik, Mahasiswa UMS Buat Produk Inovasi ECAPA-POLYBAG

ums.ac.id, SOLO – Menyoroti kerusakan lingkungan akibat banyaknya sampah dan keinginan untuk menghasilkan sayur organik, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) membuat produk inovatif berupa ‘ECAPA-POLYBAG: Natural Polybag Innovation Biodegradable and Nourish Plants’.

ECAPA-POLYBAG adalah kantong tanaman atau polybag yang tersusun dari eceng gondok, serabut kelapa, jerami, tapioka, dan cangkang telur, dengan tambahan limbah kertas. Polybag ini merupakan produk inovatif yang berhasil memenangkan penghargaan Medali Perak pada ajang Perlis International Engineering Invention & Innovation Exhibition (Pi-ENVEX) 2024.

Alya Tsurrayya bersama Aulya Rahma Santi, Sa’adah Luthfia Fatimah, Ilma Khoirunissa, dan Aisyah Nur Afifah menginginkan sebuah polybag yang dapat terdekompos oleh tanah sehingga tidak mencemari tanah seperti sampah-sampah lainnya.

“Kami membuat produk di bidang pertanian yakni polybag. Kebanyakan polybag itu dari bahan plastik, sedangkan apabila tanaman sudah besar, harus disobek atau diganti ke pot yang lebih besar. Maka limbah polybag akan menjadi sampah yang tidak bisa terurai,” jelasnya.

Untuk mengurangi limbah plastik, Tim Mahasiswa UMS ini melakukan riset terkait polybag organik dari sampah organik yang tidak digunakan masyarakat. Kemudian kebanyakan hanya menggunakan satu jenis sampah, namun pada Tim Kesehatan Masyarakat menggunakan lima jenis sampah organik yang diterapkan, seperti eceng gondok, serabut kelapa, jerami, tapioka, dan cangkang telur.

“Kita juga membandingkan seberapa cepat pertumbuhan (tanaman) di ECAPA POLYBAG dengan polybag komersil pada umumnya. Dan terbukti cepat di polybag kami, karena keunggulannya itu dapat terdekompos dalam tanah, menutrisi tanaman, dan ramah lingkungan,” ungkap Luthfia, Kamis (9/5).

Selain itu, Luthfia juga menyampaikan bahwa dalam produk mereka terdapat inovasi ekstrak daun pandan yang berfungsi sebagai pengharum sekaligus pelindung dari serangga.

“Ekstrak daun pandan berfungsi sebagai pengganti kesegaran nabati, itu berfungsi untuk melindungi sayuran dari ancaman serangga. Jadi bisa menghasilkan sayuran organik, sedangkan pada umumnya masyarakat ingin sayuran organik di mana sayuran itu tidak ada pestisidanya,” tambahnya.

Sehingga sayur yang disemai dengan menggunakan produk ECAPA itu adalah benar-benar alami tanpa pupuk. Sayur organik dengan menggunakan ECAPA-POLYBAG ini juga menjadi harga murah, sedangkan di pasaran harga sayur organik tergolong mahal.

ECAPA Polybag sendiri dapat terdekomposisi oleh tanah dalam kurun waktu 45 mengikuti masa persemaian untuk sayur-sayuran seperti sawi, bawang merah, bawang putih, selada, kangkung, bayam, dan lainnya. Sedangkan ketika tidak dipakai untuk menanam, polybag dapat bertahan kurang lebih selama empat bulan.

“Waktu mulai dari penggunaan pun sudah dimulai (menutrisi) karena dari cangkang telur sendiri juga berfungsi untuk memperkuat akar dan memperpanjang akar supaya lebih cepat tumbuh,” terang Mahasiswi Kesehatan Masyarakat UMS menjelaskan fungsi dari bahan-bahan ECAPA.

Di samping itu, eceng gondok pada ECAPA menjadikan produknya lebih mudah terdekomposisi dan dapat memberikan unsur hara. Sedangkan serabut kelapa memperkuat unsur hara dan memperkuat akar dan batang. Kemudian untuk jerami dapat memperkuat struktur dari ECAPA itu sendiri.

“Pada petani, ketika tanaman sudah mulai besar, maka harus dipindahkan ke lahan yang lebih besar. Nah dipunya kita juga sama namun tidak perlu diambil ecapa kita, tapi langsung ikut dikubur bersama,” tambah Alya Tsurayya, Ketua Tim penelitian.

Dia menyampaikan bahwa penelitian ini mengacu pada tujuan ke 15 dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Life on Land. Melalui ECAPA ini, dapat membantu untuk mengurangi sampah dari penggunaan polybag biasa.

“Polybag bisa terdekompos oleh tanah biar tidak menambah sampah di tanah karena polybag plastik itu tidak bisa terdekompos oleh tanah. Juga agar unsur hara pada tanah itu ada,” jelas Alya.

Warna dari produk berupa coklat yang merupakan hasil dari pengeringan bahan-bahan. Ukuran yang saat ini tersedia dan sesuai dengan formula adalah 4x5cm yang ditujukan sebagai wadah untuk bibit persemaian. (Maysali/Humas)