ums.ac.id, SOLO – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memberikan promosi kenaikan 5 Pejabar Struktural yang diberikan langsung oleh Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi UMS, Prof., Dr., dr., Em Sutrisna, M.Kes., yang berlangsung di Ruang Sidang Rektorat Lt.6 Gedung Induk Siti Walidah, Jumat, (17/5).
Lima pejabat tersebut meliputi: Marisa Kurnianingsih, S.H., M.H., M.Kn., menjadi Wakil Dekan (WD) III Fakultas Hukum (FH) UMS; Falah Al Ghozali, S.H., L.LM., menjadi Kepala Laboratorium FH UMS; Andri Nirwana. AN, Ph.D., menjadi Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Program Magister Fakultas Agama Islam (FAI) UMS; Dr., Kharis Nugroho, Lc., M.Ud., menjadi Kaprodi IQT Program Sarjana FAI UMS; Dr., Agus Yulianto, S.T., M.T., menjadi Sekretaris Prodi Teknik Mesin Program Doktor Fakultas Teknik (FT) UMS.
Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sistem Informasi (SI) UMS, Prof., Dr., dr., Em Sutrisna, M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan bahwa promosi pejabat struktural ini merupakan kegiatan di bidang SDM, serta pejabat yang dipromosikan bisa dikarenakan pejabat yang lama sudah pensiun, menduduki jabatan yang baru, atau sedang menempuh pendidikan, karena UMS senantiasa mendukung kepada Sumber Daya Manusia untuk selalu mengupgrade skill dan keilmuannya.
“Pengembangan SDM kita sangat baik, artinya tidak ada kasus kasus yang menghambat kenaikan pangkat dan jabatan mereka,” papar Em Sutrisna.
Harapannya, lanjut dia, tentu teman-teman yang menduduki jabatan yang baru dapat bekerja secara maksimal segera produktif di tempat kerja yang baru.
“Sehingga UMS sebagai kampus yang memberi arah perubahan itu terwujud dan senantiasa selalu memberi kemaslahatan bagi umat,” pungkasnya.
Salah satu penerima Jabatan Struktural Kaprodi IQT Program Magister FAI UMS, Andri Nirwana. AN, Ph.D., mengungkapkan langkah kedepan dalam memimpin Prodi IQT UMS dalam masa jabatan yang berlaku sejak 1 Juni 2024.
“Kita akan mengembangkan tafsir dengan model tajwid, dalam artian bagaimana tafsir itu dipahami secara bil ma’tsurnya, setelah bil ma’tsur itu dikuasai dengan sahih, kemudian diimplementasikan sesuai dengan perkembangan jaman supaya tajwidnya itu lebih berkembang dan sesuai,” papar Kaprodi itu.
Ketika memahami dengan benar dan bisa memberikan semangat ruh dari Al-Qur’an, Andri berharap hal itu akan mendorong kepada kemajuan baik kemajuan secara individu-individu menjadi komunitas-komunitas kelompok besar.
“Ketika kita memahami Qur’an dengan semangat tajwid, maka dari itu akan memberi dorongan yang besar untuk kemajuan umat tentunya dan kemajuan institusi,” pungkasnya. (Yusuf/Humas)