SOLO, MENARA62.COM – Pondok Pesantren Mahasiswa (Pesma) Internasional KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam penerimaan mahasiswa baru, menerapkan sistem hybrid dalam seleksi penerimaan calon mahasantri 2024.
Pesma Internasional KH. Mas Mansur ini menjadi salah satu program dan fasilitas unggulan UMS tetap komitmen untuk menjadikan Mahasiswa berwawasan akademik unggul dan berakhlakul karimah. Dengan program-program yang dihadirkan menjadikan Mahasiswa semakin matang dan sadar akan kebutuhan agama sebagai pedoman hidup.
Direktur Pesma, Muamaroh, P.hD., mengungkapkan berbagai program unggulan pesma seperti Zona Tahfidz dan Quranic Day dapat diikuti oleh mahasantri yang tinggal di Pesma. Tak hanya itu, mereka juga akan diberikan keterampilan bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Muamaroh juga menuturkan sistem penerimaan mahasantri baru tahun ini berbeda dari tahun lalu. Jika sebelumnya seluruh proses seleksi dilakukan secara daring, tahun ini khusus pendaftar di Pulau Jawa proses interview dapat dilaksanakan secara luring.
“Tahun ini kita coba untuk hybrid, ada online dan juga offline. Yang online ini untuk memfasilitasi pendaftar dari luar Jawa,” tuturnya, Ahad (19/5).
Pembukaan pendaftaran menjadi mahasantri Pesma Mas Mansur telah dibuka. Meskipun terjadi perubahan dalam seleksi, secara keseluruhan pendaftaran tetap dilakukan melalui website https://pmb.pesma.ums.ac.id/ hanya saja untuk interview berlangsung daring dan luring.
“Sebenarnya sejak awal kita mengadakan tes offline, namun karena pandemi pindah online, sekarang kita mencoba untuk mix,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Pesma UMS optimis akan terjadi lonjakan jumlah pendaftar hingga puncaknya pada bulan Juni, Juli hingga Agustus sampai batas penutupan pendaftaran.
Pesma KH Mas Mansur tak hanya menyediakan tempat tinggal dan makan saja, tetapi juga ada aktivitas tambahan seperti kewajiban shalat berjamaah dan kegiatan penguatan soft skill lain yang bermanfaat bagi mahasantri.
“Mudah-mudahan ke depan semakin banyak orang yang sadar dengan masa depannya, karena di dunia kerja pun banyak aturan,” imbuhnya.
Penambahan kegiatan dan pendisiplinan ini diharapkan dapat membiasakan pesertanya agar siap terjun di dunia kerja.
Tak hanya sistem baru, kuota penerimaan pada tahun ini meningkat dari semula 100 hingga 200 peserta menjadi 300 setelah penambahan gedung baru. (*)