Seminar Nasional kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) sekaligus halal bihalal, berlangsung Sabtu, (5/06/2021).
Pembicara dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan dan Yudi Latief Ph.D selaku Aktivis dan Cendekiawan Muslim.
Keynote Speech disampaikan oleh Prof. Sofyan Anif selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta mengatakan, bahwa politik itu tidak dipisahkan dari dunia pendidikan. Isu penting dalam pesta demokrasi, terlepas dari terlaksana atau tidak. Visi yang dikembangkan dalam bidang pendidikan akan memberi dampak ke berbagai aspek. Dunia pendidikan menjadi pilar penguasaan IPTEK. “Pendidikan yang berkembang dengan baik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan,” tegas rektor UMS itu.
Konsep kajian politik pendidikan, mengambil irisan yang memberikan dampak positif yang berpihak kepada tujuan yang memberikan dampak bagi masyarakat luas.
Satu indikasi menuju pelemahan pembentukan karakter secara holistik, sesuai dengan konsep pendidikan karaker bisa terjadi dalam pengambilan kebijakan. Sebagai contoh: Draf peta jalan pendidikan nasional, frasa agama sudah hilang dan ini menyimpang dari esensi pendidikan di Indonesia.
“Dengan demikian, kita harus kembali kepada marwah pendidikan indonesia dengan kaya terhadap budi pekerti yang luhur,” jelas Anif.
Seperti halnya UU PP no 57 no 2021 yang menghilangkan mata pelajaran pancasila dalam pendidikan Indonesia.
“Politik pendidikan harus dikembalikan sesuai dengan ideologi Pancasila, sehingga generasi nanti mampu menjaga NKRI dan pendidikan perpolitikan. Mengawal isu isu peta konsep pendidikan di Indonesia,” paparnya lagi.
Adapun, Prof. Dr Sunaryo Kartadinata, M.Pd dalam seminar ini menekankan kepada strategi pendidikan yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memaknai amanat founding fathers, idealisme, pendidikan sebagai proses alih regenerasi dan memaknai imperatif konstitusi.
“Selenggarakan pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945, ini sebuah idealisme yang harus dipahami dan tidak boleh dilepaskan,” papar Sunaryo yang juga Ketua ISPI Pusat.
Pendidikan sebagai strategi politik bangsa untuk mewariskan ideologi dan nilai budaya bangsa kepada generasi penerus sehingga tidak terjadi pembelokan ideologi negara.
Sedangkan, Yudi Latief Ph.D mengungkapkan, zaman boleh berganti, namun pendidikan yang fundemental itu tidak boleh hilang.
Dalam kesempatan tersebut dia menjelaskan bagaimana profil pelajar Pancasila, diantaranya; Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Kreatif dan Mandiri.
Kegiatan ini berjalan lancar dengan dipandu moderator Prof. Dr. Tjipto Subadi selaku sekertaris ISPI Jawa Tengah. (Fika/Humas)