ums.ac.id, PABELAN – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Lembaga Pengembangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LEPMA FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil lolos pendanaan PPK Ormawa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Tahun 2024 dengan mengangkat tema “Desa Wirausaha : Pengaplikasian Konsep Green Marketing Melalui Proses Produksi yang Menunjang Peningkatan Penjualan Pada Batik Ecoprint di Desa Jarum, Klaten”.
TIM PPK Ormawa LEPMA FEB UMS terdiri dari (1) Ketua Pelaksana Aysa Nur Cahyani; (2) Sekretaris Ismi Julia; (3) Bendahara Andri Maulana; (4) Sie Acara: Chalysa Laili, Pandu Wijayadi, Dandi Setyo, dan Hanifah Rizqi; (5) Sie Media dan Publikasi: Ayu Wahyumi, Affira Sasabilla, Wiwik Ardiana, dan Nurani Embun, (6) Sie Hubungan Masyarakat: Syakila Eka, Laelatul, Wahyu Tri, dan Vinka Wendi. Dengan dosen Pendamping Dr. Aflit Nuryulia Praswati, S.E., M.M.
BACA JUGA Dua Mahasiswa UMS Raih Bronze Medal dalam Ajang Esai Ekonomi Kreatif
Ketua pelaksana, Aysa Nur Cahyani mengungkapkan bahwa fokus utama pelaksanaan PPK Ormawa yaitu mengusung produk batik ecoprint yang memanfaatkan bahan alam dan minim penggunaan plastik mulai dari pembuatan sampai pengemasan sehingga lebih produk ini sangat ramah lingkungan.
Selain itu tim PPK Ormawa LEPMA FEB juga mengupayakan kapasitas marketing dan menguatkan branding dari produk eco-print di Desa Jarum, Bayat.
“Batik eco-print adalah jenis batik yang menggunakan teknik pewarnaan alami dari tumbuhan untuk mencetak motif pada kain. Proses ini melibatkan penggunaan daun, bunga, dan bagian tumbuhan lainnya yang ditempatkan di atas kain, kemudian direbus atau diproses dengan cara tertentu sehingga warna dan bentuk alami dari tumbuhan tersebut berpindah ke kain. Batik eco-print dikenal karena pendekatannya yang ramah lingkungan dan estetika yang unik serta natural,” paparnya Rabu, (19/6).
BACA JUGA Hilirisasi Industri, Komitmen Doktor Ilmu Manajemen FEB UMS
Menurutnya, pemilihan batik eco-print ini karena batik eco-print menggunakan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan, tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti pewarna sintetis. Selain itu, batik eco-print juga memiliki keunikan tersendiri. Setiap kain batik ecoprint memiliki pola yang unik karena menggunakan daun, bunga, atau bagian tumbuhan lainnya sebagai sumber warna alaminya. Sehingga memberikan sentuhan artistik yang berbeda.
“Alasan lain kita memilih eco-print karena batik sendiri merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya, dan penggunaan inovasi teknik ecoprint adalah cara untuk memelihara tradisi ini sambil mendukung praktik yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dengan memanfaatkan dana dari PPK Ormawa, Tim PPK Ormawa LEPMA berkomitmen untuk meningkatkan produksi batik eco-print secara konsisten dan memperluas jangkauan pasar melalui platform e-commerce.
“Kami aktif berpartisipasi dalam pameran bergengsi seperti Expo ICAC UMS, untuk memperluas pengaruh merek dan berinteraksi langsung dengan konsumen potensial. Di Expo Panoramma, kami dengan bangga mempersembahkan keindahan produk batik eco-print kami. Di sini kami mengenalkan batik eco-print pada tingkat internasional dengan target dosen, mahasiswa internasional dan masyarakat umum,” tegas Ketua Pelaksana PPK Ormawa LEPMA UMS itu. (Fika/Humas)