PABELAN – Tiga puluh dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengikuti Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) di Malaysia. Mereka bagian dari 72 mahasiswa dan 27 dosen yang berasal dari 23 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) dari seluruh Indonesia menjadi Pelopor Pendidikan di 12 Sanggar Bimbingan (SB) di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Malaysia.
“Mahasiswa UMS mengambil peran sebagai Pelopor Pendidikan sekolah Indonesia yang ada di Malaysia,” papar Wakil Rektor (WR) UMS Bidang I, Pendidikan Prof Dr Harun Joko Prayitno, Jumat (29/7/22).
Menurut Harun, mengutip keterangan Atdikbud RI di Kuala Lumpur Muhammad Farid, PhD dan Kepala SIKL di Kuala Lumpur Friny Napasty MPd Program Integrasi KKN-Dik angkatan pertama yang berlangsung 26 Juli – 23 Agustus itu akan menjadi sejarah penting bagi Muhammadiyah dan dunia pendidikan di tanah air.
Program yang dikoordinasikan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang melibatkan 23 PTMA ini akan menjadi pelopor utama pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata dan Kuliah Pendidikan Terintegrasi dengan Pengabdian kepada Masyarakat Kemitraan Internasional dengan sejumlah Sanggar Belajar di Kuala Lumpur.
“Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dengan Kedubes RI Malaysia, Atdikbud RI Malaysia di Kuala Lumpur, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur SIKL, PCIM Kuala Lumpur, dan sejumlah Sanggar Bimbingan di Kuala Lumpur,” kata Harun.
Sanggar Bimbingan, lanjut dia, sebagai lokasi dilangsungkan KKN/Dik tercatat sebanyak 12 tempat, adapun SB yang ditempati oleh mahasiswa KKN/DIK yaitu SB Kampung Baru; SB Kepong; SB Pandan; SB Gombak; SB Subang Mewah; SB Sentul; PPWNI Klang; SB Kuala Langat; SB Sungai Buloh; SB Hulu Langat; SB IKABA IMABA 1; dan SB IKABA IMABA 2.
Adapun, tujuan utama program ini adalah untuk menghadirkan pendidikan secara nyata kepada anak-anak didik yang sangat memerlukan, utamanya anak-anak Indonesia yang tinggal di sekitar Kuala Lumpur.
Sedangkan, tujuan strategis lainnya adalah untuk mendewasakan mahasiswa dan memandirikan mahasiswa melalui program learning to do dan learning to live together dalam kerangka mencerahkan semesta.
Mahasiswa fokus menghadirkan pendidikan bagai anak-anak, menanamkan nasionalime, menanamkan semangat belajar, menumbuhkan talenta inovasi anak, memberikan keterampilan dasar, menanamkan penguatan pendidikan karakter dan keagamaan.
“Dosen berperan di kegiatan penguatan dan pemberdayaan guru-guru serra fasilitator di Sanggar Belajar tersebut. Strategi mengajar, inivasi mengajar, pemilihan perangkat pembelajaran, standar penilaian, standar dan proses PBM,” tambah Harun
Harun menjelaskan, Dubes RI melalui Atdikbud Muhammad Farid, PhD, sangat mengapresiasi program ini. Program ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan semangat belajar bagi anak-anak Indonesia di Kuala Lumpur dan diharapkan dapat berlangsung secara berkelanjutan. Program ini akan disusul oleh angkatan II berikutkanya yang akan dilaksanakan akhir Agustus hingga akhir September 2022, dan angkatan-angakatan berikutnya.
“Ini bukti kegiatan dan dakwah Muhammadiyah Asiyiyah telah mendunia. Hal ini sejalan dengan tema Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan berlangsung di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta : Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Memajukan dan Mencerahkan merupakan dua kata kunci dalam program KKN/Dik dan PkM Kemitran Internasional ini,” jelas Harun. (Asep Humas)