IKA UMS Berikan Bekal Kepada Mahasiswa UMS, Pahami Tanggung Jawab dan Kinerja

ums.ac.id, SOLO – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan talkshow “Ultimate Talk for Future Talent”. Seminar ini menjadi kontribusi dari IKA UMS untuk memberikan bekal kepada mahasiswa aktif UMS. Kegiatan ini diselenggarakan di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah, Kamis (11/7).

Sekretaris IKA UMS Bambang Sukoco, S.H., M.H., menyampaikan bahwa IKA UMS lahir berkomitmen tinggi untuk menjadi mitra di berbagai bidang.

“Dan yang tak lupa teman-teman dari IKA UMS yang bersatu padu sauyun untuk bisa berkontribusi memberikan yang terbaik untuk kampus kita tercinta mengamalkan apa yang diamanahkan oleh pendiri dari perserikatan dan organisasi-organisasi terbesar di dunia ini untuk bisa berkontribusi bahkan jadi apapun untuk kembali kepada Muhammadiyah,” ujar Bambang Sukoco.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor III UMS Bidang Kemahasiswaan, Alumni & Pengkaderan Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D., mengatakan namanya ikatan keluarga alumni maka itu menjadi wadah bagian dari aktivitas kita untuk sekali lagi berkontribusi. Alumni UMS yang pasti sudah tersebar di seantero Indonesia dan dunia melalui diaspora nantinya akan semakin banyak. Peran alumni dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengerti dunia industri dunia usaha.

“Kami tentu di kampus perlu banyak masukan bagaimana merancang kurikulum
bagaimana kemudian memberikan bekal terbaik kepada para calon alumni sesuai dengan kebutuhan kerja dan inilah salah satu dari kontribusi ikatan alumni untuk bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini dengan cara kembali kepada kampus,” ujar Ihwan Susila.

Pada seminar ini, IKA UMS menghadirkan alumni UMS yang saat ini menjadi Direktur Operasi KAI Wisata Wawan Ariyanto dengan moderator Dr. Muzakar Isa, S.E., M.Si. Alumni UMS ini menceritakan pengalaman dan kunci sukses selama berkarir. Dia mengatakan bahwa selama menjadi pegawai di KAI, dia telah 25 kali berpindah jabatan hingga menemukan yang sesuai dengan passion.

Kalau sekolah, itu cari ijazah atau kualitas diri. ijazah adalah start atau awal.

“Setelah itu kita terus belajar supaya kompetensi kita bertambah, kinerja kita meningkat. Jadi kita dibutuhkan,” tegasnya.

Jika di KAI, lanjutnya, seseorang akan naik jabatan ketika tugas yang diberikannya itu terselesaikan dengan baik.

“Kita juga ada resiko-resiko yang di mana apabila kita gagal, apabila kita hubungannya dengan tanggung jawab ternyata kita tidak mampu menyelesaikannya, ya kita dicopot,” tekan Direktur KAI Wisata.

Kemudian sesi kedua bersama dengan Ketua IKA UMS Dr. M Aditya Warman menyampaikan bahwa leader-leader di masa depan itu menggunakan konsep past continuous tense atau perfect continous tense. Jadi para pemimpin belajar dari apa yang terjadi di masa lalu dan digunakannya.

“Ilmu Muhammadiyah itu masa lalu, karena sanad itu penting, dan masa depan itu ikhtiar. Karena saya mau ikhtiari, maka saya mau cerita kepada kalian, karena yang ngomong ini adalah bukan saya,” ungkapnya.

Kemudian Aditya membeberkan karakter Artificial Intelligence (AI) atau yang disebut AdityaMind untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai dirinya mulai dari potensi hingga kelemahannya. (Maysali/Humas)