Kembangkan Profesional Guru UKS, CSNHM UMS Bahas Evaluasi Modul Gizi Kesehatan Anak SD

ums.ac.id, SOLO – Pusat Studi atau Centre for School Nutrition Health Movement (CSNHM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengundang guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SD Muhammadiyah se-Surakarta dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertempat di Meeting Room Lt.2 Perpustakaan & Pusat Layanan Digital Kampus 2 UMS.

Dari total 23 SD Muhammadiyah di Kota Surakarta yang diundang pada Jum’at, (19/7) sebanyak 21 Guru UKS berpartisipasi aktif dalam kegiatan FGD yang ditujukan untuk mengevaluasi buku “Modul Gizi Kesehatan untuk Menunjang Aktivitas UKS bagi Anak SD Kelas 1-6” dan mendesain professional development bagi guru dalam implementasi modul tersebut.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan penelitian multi tahun tim peneliti CSNHM UMS dengan pendanaan dari Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Kemendikbud Ristek skema Riset Fundamental yang diketuai oleh Setyaningrum Rahmawaty, M.Kes., Ph.D., berjudul “Initiate a health promoting school curriculum for prevention of stunting and other nutrition-health related problems: Project partnership with UNESCO Chair Global Health & Education through optimization of UKS.”

Riset yang telah berjalan sejak 2023 ini berkolaborasi dengan UNESCO Chair Global Health & Education (CGHE), sebagai pelopor Health Promoting School (HPS) internasional, dimana Setyaningrum menjadi member organisasi tersebut sekaligus koordinator pelaksana MoU antara UMS dan UNESCO CGHE.

“Jadi tahun lalu, kami mengundang semua guru UKS SD Muhammadiyah se-Surakarta untuk menggali implementasi UKS dan kendala-kendala yang mereka hadapi. Kami ingin mengetahui bagaimana sebenarnya peran UKS dalam turut mengatasi problem gizi kesehatan, khususnya stunting di Indonesia yang cukup tinggi beberapa tahun lalu,” ucap Setyaningrum yang juga sebagai Dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS, Senin, (22/7).

Keberadaan UKS, tambahnya, sebenarnya memiliki andil besar dalam pencegahan problem gizi dan kesehatan yang ada di Indonesia saat ini. Perilaku hidup bersih dan sehat dan pencegahan berbagai masalah gizi kesehatan dapat diajarkan sejak awal melalui kurikulum sekolah yang tersistematis, dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya insidental.

Dosen UMS itu juga memaparkan pada hasil FGD tahun lalu menemukan bahwa keberlanjutan dan kendala Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu terletak pada guru yang berganti-ganti dan tidak memiliki background kesehatan yang cukup, sehingga hal tersebut menjadi hal penting yang memerlukan peran dosen & peneliti yang bergelut di bidang tersebut.

Berkaca dari beberapa pengalaman di luar negeri terkait penyelenggaraan HPS di bawah UNESCO CGHE, penyusunan modul spesifik untuk siswa dapat menjadi solusi terkait hal itu. Ia mencoba menerapkan dalam penelitiannya. Luaran tahun lalu Setyaningrum bersama timnya telah menyusun 6 buku berjudul “Modul Gizi Kesehatan untuk Menunjang Aktivitas UKS bagi Anak SD Kelas 1-6.” Modul tersebut disusun berdasarkan tumbuh kembang anak, kajian masalah gizi kesehatan pada anak sekolah, dan permasalahan yang dihadapi sekolah dalam implementasi kegiatan-kegiatan UKS.

Tahun ini targetnya adalah menguji validitas konten dan validitas muka dari modul yang timnya kembangkan sebelum diimplementasikan dalam pilot study tahun depan. Uji ini tidak hanya melibatkan guru, tapi juga murid dan orang tuanya serta beberapa pakar bahasa, media, gizi, dokter gigi, fisioterapis dan sanitarian (ahli kesehatan lingkungan).

“Selain itu, konsep implementasi revitalisasi UKS untuk sekolah Muhammadiyah di bawah koordinasi sebuah pusat studi ini, sedang dalam proses submit publikasi internasional, semoga kelak bisa menjadi model di tempat lain untuk menjembatani permasalahan implementasi UKS, mengingat sehat dan mendapatkan informasi kesehatan yang tepat adalah hak setiap anak untuk bekal hidupnya, sebagaimana konsep UNESCO CGHE,” paparnya mengakhiri kegiatan FGD.

Kegiatan ini disambut sangat baik oleh seluruh peserta guru UKS yang ditunjuk oleh kepala sekolah masing-masing. Salah satu peserta mengucapkan terima kasih kepada UMS, yang telah berupaya membantunya dalam kegiatan itu, dan berharap kedepan juga ada kunjungan ke semua sekolah dan kegiatan yang diselenggarakan tidak hanya untuk guru UKS, namun juga guru yang lain. (Yusuf/Humas)