UMS Kembali Raih Peringkat Pertama se-PTS dan PTMA, Kali ini dalam Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024

ums.ac.id, SOLO – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali memancarkan sinarnya dengan menjadi peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia dalam jumlah penerima Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024. terbanyak dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek.

Dalam rangka membangun ekosistem riset dan inovasi di perguruan tinggi serta untuk memfasilitasi prototipe hasil penelitian dan pengembangan perguruan tinggi untuk dapat diterapkan di masyarakat. DRTPM Kemendikbud Ristek memberikan kesempatan kepada dosen/peneliti di lingkungan Ditjen Dikti Ristek untuk mengusulkan proposal Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024.

 

Ketua Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D., mengatakan Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe berhubungan dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang ke dua yaitu penelitian, karena memang prototipe itu lanjutan dari penelitian yang sudah ada. Program itu juga berhubungan dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang ke-3 yaitu pengabdian masyarakat.

“Jadi, prototipe yang dikembangkan nanti bisa dihiliriasasi, salah satunya yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM),” lanjut Sri Sunarjono, Selasa, (30/7).

Selain menjadi peringkat pertama se-PTS Indonesia, dengan total 7 proposal yang berhasil lolos didanai DRTPM itu membawa UMS juga menjadi kampus peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah seluruh Indonesia. Sri Sunarjono juga membeberkan bagaimana UMS bisa lolos pendanaan proposal itu.

“Dari pengalaman tahun lalu, kita pelajari sebenarnya hibah prototype itu apa saja. Kita juga menghadirkan narasumber dari DRTPM yang memang mengkoordinasi tentang bantuan prototype itu,” papar Ketua Lembaga Riset dan Inovasi.

Kemudian, lanjutnya, LRI mengundang dosen UMS yang berminat, lalu dilakukan pendampingan. Karena terdapat ketentuan bahwa peneliti yang telah mendapatkan Skema Riset Reguler tidak bisa mengajukan Program Prototipe.

“Maka kita mengidentifikasi peneliti, kemudian kita undang dan dampingi dalam menulis bersama serta kita lakukan klinik dan pendampingan yang kita kawal sampai submit,” tambahnya.

Berkat 7 proposal yang dapat membawa UMS menjadi peringkat pertama PTS dan PTMA Indonesia, Kabis Riset mewakili LRI, mengucapkan syukur Alhamdulillah dan berterimakasih kepada seluruh dosen yang berpartisipasi serta berterima kasih juga kepada UMS atas segala fasilitas yang diberikan. (Yusuf/Humas)