Kemenkumham Jateng Gandeng UMS, Berikan Asistensi Drafting Paten Untuk Perguruan Tinggi

ums.ac.id, SOLO – Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Tengah menggandeng Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk mengadakan Asistensi Teknis Drafting Paten dalam upaya efektivitas pengajuan hak paten dan mendorong peningkatan invensi.

Pendampingan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Tejo Harwanto, Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si, Wakil Rektor III Prof. Ihwan Susila, Ph.D, Wakil Rektor V Prof. Supriyono, Ph.D, Kabid Inovasi dan Produk Unggulan Lembaga Riset dan Inovasi UMS Prof. Kun Harismah, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Anggiat Ferdinan, Kepala Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Tri Junianto, Kepala UPT se-Solo Raya, juga Pemeriksa Utama.

Kun Harismah menyampaikan bahwa kerja sama ini ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas permohonan paten, dan mendorong permohonan paten baru dalam negeri khususnya dari perguruan tinggi maupun lembaga riset dan inovasi di wilayah Jawa Tengah.

“Pak Rektor berterima kasih mendapatkan kegiatan dengan Kanwil Kemenkumham. Kemudian harapannya nanti setelah kegiatan asistensi teknis ini inventor tadi bisa menyempurnakan deskripsi paten kemudian nanti didaftarkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual untuk invensinya. Kemudian setelah didaftarkan karena sudah ada asistensi harapannya tidak banyak yang salah diskusinya, sehingga nanti proses untuk mendapatkan paten menjadi cepat,” ungkap Kun meneruskan pesan Rektor UMS, saat ditemui pada Kamis, (29/8).

Guru Besar Teknik Kimia itu juga menyampaikan, pada asistensi yang diadakan pada 27-28 Agustus 2024 itu terdapat sebanyak 40 invensi yang hendak diajukan oleh beberapa perguruan tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Klaten, Universitas Muhammadiyah Karanganyar, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Universitas ‘Aisyiyah Surakarta, Universitas Slamet Riyadi, Institut Seni Indonesia Surakarta, Universitas Kusuma Husada, Universitas Veteran Pembangunan Nusantara, Poltekkes Indonusa, Universitas Tunas Pembangunan, STIKES Mambaul ‘Ulum Surakarta, dan Universitas Duta Bangsa.

“Total dari semua peserta ada 40 invensi yang didampingi pada penulisan deskripsi paten oleh dua pemeriksa paten dari DJKI, jadi memeriksa deskripsinya apakah sudah sesuai dengan format deskripsi,” sebutnya.

Untuk UMS sendiri, terdapat 22 inventor yang didampingi untuk drafting pengajuan paten.

Untuk pendaftaran paten, lanjutnya, prosesnya dimulai dengan mendaftarkan kemudian diperiksa formalitasnya apakah sudah lengkap persyaratannya. Apabila sudah lengkap diumumkan ke masyarakat mengenai paten yang didaftarkan, kalau tidak ada yang mengklaim akan dilanjutkan pada pemeriksaan substantif.

“Nah karena sudah diperiksa oleh pemeriksa paten harapannya tidak banyak salah untuk pemeriksaan substantif sehingga nanti segera bisa mendapatkan paten,” tambah Kabid Inovasi dan Produk Unggulan LRI UMS.

Paten sendiri dapat menambah angka kredit bagi dosen yang juga memengaruhi skor SINTA (Science and Technology Index). Selain itu, paten juga berpengaruh pada proses akreditasi sebuah perguruan tinggi. (Maysali/Humas)