ums.ac.id, SUKOHARJO – Dalam rangka memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-79, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) turut serta dalam meramaikan Pawai Pembangunan Kabupaten Sukoharjo 2024 yang diselenggarakan oleh Kabupaten Sukoharjo pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Pawai ini dimulai pukul 12.30 WIB dengan dibuka oleh Asisten II Sekda Sukoharjo, RM Suseno Wijayanto, S.H., M.H., dengan rute dari halaman Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukoharjo, Patung Jamu Gendong Bulakrejo, dan berakhir di Simpang Lima Sukoharjo. Berjalan kurang lebih 1,6 Kilometer.
UMS memeriahkan acara ini dengan mobil hias berupa miniatur Gedung Induk Siti Walidah (GISW) yang dipadukan dengan ikon dari beberapa negara lain seperti Piramida, Menara Pizza, Menara Eiffel, dan Kincir Angin Belanda.
Koordinator Marketing UMS, Singgih Eko Yudistiro, menjelaskan pemilihan dekorasi tersebut karena GISW merupakan ikon yang sudah dikenal oleh masyarakat bahwa bangunan itu adalah UMS.
“Keempat bangunan ikonik negara lain memang kami desain lebih kecil dan berada di belakang dari GISW, dengan harapan ke depan nama UMS menjadi kampus yang terdepan dan lebih besar dari negara-negara lain,” terang Singgih.
Mahasiswa Asing UMS yang berasal dari Yaman, Zimbabwe, Maroko, Madagazkar, dan Thailand juga turut serta dalam memeriahkan gelaran itu. Mereka sangat riang gembira dalam mengikuti pawai dengan berjalan kaki dan berinteraksi langsung dengan masyarakat Sukoharjo, terutama anak-anak, serta mendapat sambutan yang menarik dari masyarakat.
“Sore ini kita ikut acara Pawai Karnaval Pembangunan di Sukoharjo dan aku sangat bangga karena merupakan pertama kalinya ikut karnaval dan bisa bersosialisasi dengan masyarakat Sukoharjo. Masyarakat Sukoharjo sangat ramah dan saya gembira,” kata salah satu Mahasiswa Asing UMS dari Yaman, Basheer.
Salah satu penonton Karnaval, Yuli, merasa takjub dengan dekorasi GISW yang dibawakan dalam pawai tersebut serta mengajak anaknya untuk berfoto dengan Mahasiswa Asing UMS.
“Dari jauh sudah terlihat kalau itu gedungnya UMS, karena ikonik sekali. Anak saya juga saya suruh untuk foto dengan orang luar karena sepertinya UMS satu-satunya yang menampilkan orang-orang asing di pawai ini,” ungkap Yuli. (Yusuf/Humas)