Mahasiswa BIPA UMS Ikuti Summer Camp Sekaligus Raih Prestasi di Berbagai Perlombaan

ums.ac.id, SURAKARTA – Dua mahasiswa Kelas BIPA dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengikuti kegiatan Summer Camp dan berhasil mendapatkan torehan prestasi. Kegiatan tersebut menjadi hal yang berkesan bagi mahasiswa asing UMS itu.

Kelas BIPA atau Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing adalah kelas untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia yang disediakan oleh Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) UMS bagi mahasiswa asing.

Dua mahasiswa tersebut adalah Kanngeun Vongsawath dari Laos dan Abdulrohim E-sor dari Thailand. Kedua mahasiswa ini senang mengikuti summer camp yang ditawarkan oleh beberapa instansi atau kampus.

“Saya rasa untuk pengalamannya sangat menarik untuk saya karena di Indonesia punya banyak budaya. Ini menakjubkan bagi saya,” ungkap Kanngeun, Jumat (16/8).

Kanngeun sendiri pada Summer Camp yang diadakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Surakarta ini mendapatkan Juara II Lomba Cultural Dance untuk Cultural Authenticity dan Juara II Lomba Cooking untuk Food Plating.

Pada perlombaan tersebut, dia membawakan tarian Morlumlao dari Laos, dan menyajikan sajian klepon dan cendol.

“Saya suka untuk ikut kegiatan seperti ini karena bisa bertemu dengan teman-teman dari Indonesia atau luar negeri, dan itu bisa menambah informasi,” ujar Kanngeun.

Pada kegiatan ini, dia juga mendapatkan teman baru seperti temannya dari Jepang. Dia sendiri terdorong untuk mengikuti berbagai kegiatan karena itu akan menjadi memori, terlebih kegiatan summer camp mengajak mahasiswa untuk berjalan-jalan sekaligus belajar.

Di sisi lain, Abdulrohim mengaku, kegiatan yang paling seru adalah saat hari terakhir.

“Karena hari terakhir itu masing-masing (perserta) menampilkan budaya seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat, luar Jawa dan dari Laos, Vietnam, dan saya dari Thailand,” ungkap Rohim, mahasiswa Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia.

Rohim berhasil mendapatkan Juara I Lomba Cultural Dance untuk Technique and Skill, Juara I Lomba Cooking untuk Beverage Flavor, dan Juara II Batik Painting untuk Innovative Motif. Ini juga menjadi kali pertamanya untuk mencoba membatik.

“Kalau lomba yang menarik sekali bagi saya adalah lomba bikin batik, karena kain batik itu harus menggambar dulu dan di Indonesia paling terkenal. Susah, harus pakai kesabaran. Kalau orang marah-marah gak bisa, karena itu pakai waktu,” ungkapnya dengan berbunga-bunga.

Setelah mencoba membatik, dia bisa memahami alasan di balik mahalnya harga batik, karena proses pembuatannya lama dan membutuhkan kesabaran.

Pada lomba menari, tarian Naatdtasin dari Thailand menghantarkannya meraih Juara I meskipun tanpa latihan yang cukup lama.

Kegiatan yang menurutnya menarik juga adalah saat belajar desain grafis. Dia tertarik untuk mengikuti perlombaan seperti itu karena kemarin juga sempat belajar saat berkunjung ke AMIKOM Surakarta. Dia diajari untuk membuat kemasan dan animasi.

Kedua mahasiswa tersebut juga saat ini sedang memantapkan diri untuk mengikuti babak final Festival Handai yang diselenggarakan oleh Kemdikbud. (Maysali/Humas)