Stunting menjadi perhatian utama pemerintah di Indonesia. WHO mengatakan suatu negara memiliki masalah stunting apabila mencapai angka diatas 20%.
Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani. Hal ini mendorong tim Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKNMAs) kelompok 65 dalam menurunkan angka stunting. Mereka baru saja melaksanakan program sosialisasi pencegahan stunting dan cek kesehatan gratis di Balai Desa Bakalan, Minggu (01/09).
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber bapak Muhammad, S.H dari Dinas BKKBN Kabupaten Sukoharjo. Beliau menyampaikan mulai dari penyebab, dampak, hingga cara mencegah stunting pada remaja dan ibu hamil.
Beliau menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan kognitif anak. “Pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan konsumsi tablet penambah darah bagi remaja sangat dianjurkan dalam mencegah stunting,” ujarnya.
Sebagai bagian dari sosialisasi, tim KKN juga menyediakan PMT berupa puding jagung untuk membantu tumbuh kembang sistem saraf dan pemeliharaan pertumbuhan tulang. Selain sosialisasi, tim KKN juga menyediakan cek kesehatan gratis.
Kepala Desa Bakalan, Bapak Murdiyanto, mengapresiasi inisiatif tim KKN-MAs. Beliau berharap dengan adanya sosialisasi ini dapat menurunkan angka stunting.
“Pentingnya kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus disiapkan sejak dini, sehingga dapat menurunkan angka stunting, diharapkan nantinya bisa menjadi zero stunting”, ujarnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting dapat meningkat, sehingga dapat menurunkan prevalensi kejadian stunting di Desa Bakalan.
Penulis : Humas KKN-MAs 65 Nur Azizah.