ums.ac.id, SUKOHARJO – Desa Cabeyan memiliki potensi sektor pertanian yang dapat dikembangkan ke berbagai kegiatan turunannya. Hal ini mendorong tiga akademisi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa tersebut.
Pengabdian digelar sejak Juni 2024 oleh Dr. Ir. Muchlison Anis, ST., M T. dari Program Studi Teknik Industri, Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi, dan Kussudyarsana, SE, MSi., Ph.D dari Program Studi Manajemen. Pengabdian ini dukung atas hibah dana dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Dr. Ir. Muchlison Anis, ST., M T. dari Program Studi Teknik Industri mengungkapkan pendanaan ini melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) dalam ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM). Tujuan dari PKM ini adalah memberdayakan mitra dari kelompok masyarakat umum, kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi, dan kelompok masyarakat yang belajar berwirausaha.
“Kegiatan pengabdian ini meliputi edukasi dan pelatihan mengenai pengolahan hasil pertanian untuk pangan dan penggunaan teknologi surya untuk mendukung kegiatan pertanian. Penggunaan teknologi ini sebagai upaya memasyarakatkan energi terbarukan bagi pertanian. Harapan dari kegiatan yang memadukan pengolahan hasil pertanian dan penggunaan teknologi surya ini adalah terwujudnya Pertanian Hijau,” ungkapnya Kamis, (19/9).
Dalam jangka panjang kondisi ini, lanjutnya, akan menjadi rintisan untuk terbentuknya Desa Wisata berbasis Eco Agro Tourism di Desa Cabeyan. Untuk mendukung harapan ini maka pada kegiatan ini juga diberikan pelatihan bagi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Karang Taruna dalam hal pariwisata dan manajemen keuangan.
Pengabdian ini dilaksanakan dengan melibatkan ahli dari berbagai bidang. Di dalamnya ada ahli pangan dan gizi, ahli teknologi surya, ahli pariwisata komunitas, ahli multimedia, ahli ergonomi, dan ahli pemasaran.
“Kegiatan komunitas di desa Cabeyan sangat beragam di antaranya adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki, kelompok Posyandu Balita dengan 40 kader aktif, dan kelompok muda-mudi dalam wadah Karang Taruna. Kondisi ini dapat didorong untuk pengembangan segala potensi (terutama pertanian) yang ada menuju desa wisata,” tutur Muchlison Anis.
Desa Cabeyan, yang secara geografis berdekatan dengan pusat kota, tambah Muchlison, memiliki potensi ekonomi yang signifikan, khususnya dalam sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari data produksi palawija di Kecamatan Bendosari, di mana Desa Cabeyan berkontribusi sebesar 109 ton dari total produksi 1.362 ton. Kondisi ini menjadikan Desa Cabeyan berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa mandiri dalam bentuk Desa Wisata berbasis pertanian.
“Kegiatan pengabdian ini di samping memberikan manfaat bagi kelompok mitra (masyarakat) juga memberikan manfaat bagi mahasiswa yang terlibat. Pada pengabdian ini dilibatkan dua orang mahasiswa dari program studi Teknik Industri UMS,” tambahnya.
Dengan terlibatnya mahasiswa, diharapkannya mahasiswa mendapatkan pengalaman bagaimana berhubungan dengan masyarakat sekaligus menerapkan berbagai ilmu yang relevan saat kuliah di kelas dan disampaikan ke masyarakat. Di samping itu, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini mendapatkan pengakuan SKS yang dapat dikonversi ke SKS mata kuliah. Hal ini berarti bersesuaian dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. (Fika/Anis/Humas)