ums.ac.id, SOLO – Program studi Fisioterapi bersama dengan program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tahun 2024 kembali mendapatkan kesempatan lolos dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui skim pemberdayaan masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Pengabdian yang membawakan judul “Penerapan Gerai Stimulasi Tumbuh Kembang berbasis Pendidikan dan Playground sebagai Upaya Integral Intervensi Stunting di Desa Mancasan Baki Kabupaten Sukoharjo” ini merupakan kelanjutan dari kegiatan PKM yang dilaksanakan pada tahun 2023 yang berfokus pada peningkatan stimulus motorik pada penderita stunting sedangkan fokus pada tahun 2024 adalah pembangunan fasilitas untuk mendukung tumbuh kembang.
Program ini melibatkan dua dosen Prodi Fisioterapi dan satu dosen Prodi PG PAUD berkolaborasi dengan dua mahasiswa Prodi Fisioterapi dan satu mahasiswa Prodi PG PAUD yang dengan ketua tim Farid Rahman, SST.Ft., Ftr., M.Or.
Farid memaparkan bahwa program tersebut merupakan implementasi tridharma perguruan tinggi untuk memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya untuk mendukung program pemerintah untuk mengentaskan stunting dimana Desa Mancasan termasuk daerah yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi di wilayah Sukoharjo. Gerai stimulus ini berfungsi sebagai raung stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak serta untuk sarana bermain untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan dengan memanfaatkan karakteristik anak yang gemar bermain, Desain gerai stimulasi ini disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan an perkembangan nakm engan focus pada aktivitas bermain.
“Program ini ditujukan untuk menciptakan solusi yang inovatif dalam tumbuh kembang anak untuk pertumbuhan dan perkembang motorik kasar dan halus pada anak dengan gangguan stunting dengan kolaborasi basis keilmuan fisioterapi dan Pendidikan anak usia dini,” papar Farid saat diwawancarai pada Senin, (9/9).
Pada kegiatan ini, lanjutnya, Tim PKM merealisasikan pembangunan fasilitas gerai stimulasi tumbuh kembang dengan difasilitasi ruangan tersendiri oleh pemerintah desa Mancasan yang dilanjutkan dengan sosialisasi fasilitas tersebut untuk deteksi dini dan peningkatan kemampuan motorik halus serta kasar. Kemudian di tahap berikutnya akan dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan peningkatan kapasitas tumbuh kembang motorik halus dan kasar baik sebagai bagian integral dari kegiatan posyandu dan implementasi dalam bidang Pendidikan dalam ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Selanjutnya, kegiatan ini ditujukan lebih spesifik untuk memberikan keterampilan kader Kesehatan dan guru PAUD dalam indikator keterampilan kemampuan skrining dan stimulus motorik. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pelatihan edukasi dan perilaku untuk PAUD di gerai stimulasi tumbuh kembang,” ujarnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini ditujukan untuk memperluas intervensi dan penanganan stunting yang sementara masih berfokus pada intervensi gizi yang spesifik yang belum memprioritaskan aspek lain seperti intervensi untuk stimulus kembang, pemenuhan dan peningkatan SDM/tim pendamping keluarga yang terlibat dalam manajemen stunting, kurangnya keterlibatan perguruan tinggi, PAUD, mitra serta elemen organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Selanjutnya, upaya peningkatan integral dalam hal pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan kasar untuk mendukung terhadap RPJMD dan rencana strategis Kabupaten Sukoharjo yang berkaitan dengan stunting.
Salah satu peserta kader Kesehatan yang merupakan ketua Tim PKK Desa Mancasan tersebut mengaku program ini bermanfaat bagi kader Kesehatan di lingkungan desa Mancasan terutama dalam pengentasan stunting dikarenakan kegiatan dapat memfasilitasi terhadap peningkatan kondisi kesehatan motorik dan fungsional stunting yang belum pernah diperkenalkan selama ini.
“Kegiatan ini bermanfaat sekali untuk para ibu-ibu kader PKK Mancasan karena selama ini hanya diberikan keterampilan untuk terkait skrining gizi dan gizi nutrisi yang baik untuk anak dengan gangguan stunting dan keterlibatan guru PAUD dalam pengentasan stunting merupakan hal yang baru untuk berkolaborasi bersama tim kesehatan”, tutur Ny. Budi Ketua Tim PKK Desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
Berbicara terkait dengan peran PAUD dalam stunting, dari jumlah total 17 orang guru PAUD belum ada yang terlatih terkait dengan pengasuhan tumbuh kembang dan anak dengan gangguan tunting. PAUD dipandang memiliki penanganan stunting dengan peran preventif serta mitigasi dan yang penting adalah peran suportif untuk pertumbuhan dan perkembangan motorik, sensoris dan psikologis anak dan deteksi dini yang akurat untuk tumbuh kembang anak.
“Selama ini guru PAUD belum dilibatkan dalam penanganan stunting padahal jika dilihat dari indikator penanganan stunting kabupaten atau kota setidaknya memiliki 20 sumber daya terlatih untuk pengasuhan stimulasi intervensi stunting,” tutur Wahyu, Guru PAUD Desa Mancasan.
Dia menambahkan, rentang usia 4-6 tahun atau yang disebut dengan prasekolah merupakan masa peka yang lebih dikenal dengan Golden Age. Oleh karenanya, lanjutnya, peran guru PAUD perlu ditingkatkan untuk keterkaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pengetahuan terhadap efek negatif oleh karena gangguan stunting. (Maysali/Humas)