UMS Kembali Gelar Kajian Rutin Tafsir Al-Qur’an, Bahas Makna Q.S. Al-Ma’un bagi Gerakan Muhammadiyah

ums.ac.id, SURAKARTA – Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengadakan Kajian Tafsir Al-Qur’an yang rutin diselenggarakan pada setiap hari Kamis.

Kajian Tafsir ini merupakan sebuah kegiatan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan bagi dosen dan Tenaga Kependidikan UMS yang dilaksanakan secara daring melalui media Zoom.

Dalam kajian tafsir yang dilaksanakan pada Kamis, (5/9), Ust. Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I, M.Th.I, selaku pembicara menjelaskan mengenai penafsiran dalam Q.S. Al-Ma’un yang membahas tentang kemunafikan.

“Ketika kita malas sholat dan enggan membantu anak yatim, bisa jadi kita punya penyakit kemunafikan dalam hati kita,” ungkap Ainur.

Ainur juga menyampaikan bahwa Q.S. Al-Ma’un merupakan surah yang menjadi pedoman dalam gerakan Muhammadiyah karena memiliki makna yang luar biasa.

“Dalam Muhammadiyah terdapat Tafsir Amali, di mana Al-Qur’an tidak hanya dimaknai dalam sebuah tulisan namun juga diamalkan dalam kehidupan. Al-Ma’un surah yang memiliki arti yang luar biasa dan menjadi gerakan Muhammadiyah,” tambahnya.

KH. Ahmad Dahlan, lanjutnya, memulai gerakan Muhammadiyah dengan pengamalan Al-Ma’un seperti dengan mendirikan panti asuhan, rumah sakit, pusat bantuan fakir miskin, dan sebagainya. Surah Al-Ma’un juga menjelaskan mengenai orang yang mendustakan agama yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim.

“Surah Al-Ma’un ini menjelaskan jenis orang yang mendustakan agama ialah orang yang menindas, menyakiti, atau memanfaatkan anak yatim,” jelas Ainur.

Selain menghardik anak yatim, pembicara juga menjelaskan ada banyak jenis orang yang mendustakan agama, di antaranya adalah orang yang tidak memberi makan orang miskin dan juga orang yang lalai dalam sholatnya. (Dewi/Humas)