Buku Happy Thinking Layak untuk Pembelajaran Bahasa Inggris di TK Aisyiyah Surakarta

Oleh: Dr Sri Slamet, MHum, MPd, Staf Pengajar PGSD UMS

BUKU ajar Happy Thinking (seri 1) berhasil diujikan di TK Aisyiyah Jebres dengan hasil layak/berterima. Buku bahasa Inggris untuk anak usia dini ini di konstruk dengan pendekatan kognitif yang menggunakan media foto. Pendekatan teori kognitif mempunyai pandangan bahwa kognisi merujuk pada proses berfikir dan mengingat.

Karakteristik Buku Ajar Happy Thinking (seri 1)

Dalam penguasaan bahasa Inggris, baik lisan maupun tulis, ada lima konsep yang perlu mendapatkan perhatian. Kelima konsep tersebut adalah DAP (Developmentally Appropriate Practice), echolalia/repetition, monologue, comment and request, dan question and answer. Dalam prakteknya, kelima konsep tersebut harus disesuaikan dengan usia (age appropriate) dan keunikan individu anak. Kelima konsep tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, materi dan latihan yang ada di buku ajar diberikan kepada anak agar dapat meningkatkan penguasaan kosakata sesuai dengan usia perkembangan dan keunikan dari sifat anak (DAP). Materi dan latihan berbahasa yang diberikan baik lisan maupun tulis diberikan secara terorganisir dan multidimensi. Materi yang ditampilkan pada tiap-tiap unit mengambil tema yang terdekat dengan anak dan menarik untuk mereka. Tema-tema yang dekat dengan anak ini dimaksudkan agar anak paham dan lebih mudah mengingat kata yang diberikan.

Selain itu, tema-tema yang diberikan diusahakan lebih mendalam pembahasannya. Variasi latihan-latihan di tiap-tiap unit juga dapat membangkitkan anak-anak untuk belajar. Di dalam belajar, ada semacam kesenangan tersendiri pada tiap-tiap latihan yang dikerjakan.

Sifat anak yang masih pada tahap pra operasional menghendaki buku tersebut fun and colorful. Salah satu dari ketertarikan pada buku adalah karena warnanya yang cerah dan gambar-gambar yang menarik. Dengan warna-warna yang cerah, anak lebih tertarik untuk membuka-buka dan mempelajarinya.

Kedua, aspek echolalia/repetition perlu diberikan kepada anak untuk memperkuat kosakata baru yang diberikan. Echolalia/repetition dalam buku ajar dapat ditemukan pada latihan-latihan yang diberikan. Berbagai latihan, semisal menebalkan huruf, menulis ulang huruf, mewarnai, dll diusahakan sebagai penguat kosakata pada tiap-tiap unit. Latihan-latihan tersebut menyebar pada empat skill kebahasaan yakni, listening, speaking, reading, dan writing. Keempat skill tersebut merupakan ciri dari buku bahasa Inggris yang baik.

Ketiga, aspek monologue pada buku ajar tematik terpadu dalam memahamkan kosakata dilakukan oleh anak itu sendiri. Monologue di dalam buku ajar ditujukan agar  anak belajar bagaimana berbicara dan menulis dengan benar. Di dalam monologue, penjelasan yang diberikan oleh guru direspon dalam hati anak mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Monologue ini bisa diucapkan dalam hati atau di batin.

Proses ini juga bisa terjadi ketika anak membaca dalam hati dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Proses ini akan memperkuat ingatan anak dalam menghafal kosakata. Contoh monologue dalam aktivitas anak misalnya menuliskan kosakata, menebalkan, menghubungkan kata dengan simbol yang melambangkan dan lain sebagainya.

Aspek keempat pada buku ajar tematik terpadu dalam memahamkan kosakata adalah comment and request. Comment and request atau komentar dan permintaan, diberikan di buku dalam bentuk ajakan untuk mengerjakan sesuatu. Sementara itu request bisa terlihat ketika anak meminta sesuatu kepada lawan bicaranya untuk mengerjakan.

Anak melaksanakan kegiatan ketika dihadapkan pada latihan yang ada di buku, semisal melengkapi kata yang belum sempurna, perintah untuk menebalkan, mewarnai, dll. Question and answer model kegiatan tersebut diyakini dapat meningkatkan ingatan anak.

Aspek kelima pada buku ajar tematik terpadu dalam memahamkan kosakata adalah dengan diterapkannya question and answerQuestion and answer diberikan berkenaan dengan pertanyaan yang dapat dijawab langsung berhubungan dengan teks dan berhubungan dengan budaya anak didik. Question and answer ini juga muncul di buku ajar dalam bentuk tulis.

Kemampuan tersebut juga bisa menggambarkan kemampuan anak yang sudah dimiliki. Disadari atau tidak, dalam tanya jawab, anak menggunakan kosakatanya secara aktif. Kebiasaan menggunakan kosakata ini akan meningkatkan jumlah kosakata baru yang dimiliki anak.

Kelima aspek yang ditawarkan pada teori kognitif di atas, diyakini dapat meningkatkan kosakata anak. Aspek DAP mendasarkan latihan-latihan yang ada di buku sesuai dengan perkembangan anak. Aspek echolalia/repetation memfokuskan agar anak selalu mengulang kosakata yang telah diberikan. Aspek monologue menekankan pembicaraan yang dilakukan dengan dirinya sendiri.

Aspek command and request yang ada di buku dilakukan anak untuk melatih tanya jawab sesuai dengan petunjuk buku. Aspek question and answer menekankan pada tanya jawab atas materi yang dilakukan guru dan anak dalam dialog. Kelima aspek yang ditawakan tersebut antara satu dengan lainnya saling melengkapi.

Buku ajar bahasa Inggris yang menggunakan aspek tematik terpadu ini efektif untuk meningkatkan kemampuan kosakata anak. Buku ajar yang berkarakteristik tematik ini mampu mengoptimalkan pembelajaran tematik, dengan di dukung kosakata yang sesuai dengan tema-tema yang mudah ditemui di sekitar anak. Selain itu ketertarikan kosakata pada tema yang disajikan di dalam buku membuat anak mempunyai rasa curious sehingga mau mempelajarinya.

Buku ajar bahas Inggris ini juga dilengkapi dengan foto. Foto-foto yang terdapat dalam buku ajar secara efektif dapat meingkatkan kemampuan kosakata anak usia dini. Foto yang dipadukan dengan kosakata yang sesuai dengan objek sasaran dapat memudahkan anak berfikir tentang gambaran benda dengan simbol tulisan yang mengikutinya. Foto sangatlah tepat apabila digunakan untuk mengajarkan kosakata kepada anak karena dapat menarik perhatian.

Uji coba buku ajar dilaksanakan di TK Aisyiyah I. Uji coba buku dilakukan pada unit 3 dengan tema My Family. Pada unit ini pembelajaran diberikan dalam tiga kali pertemuan di sekolah dan dua pertemuan di rumah. Pertemuan pertama berkaitan dengan pengenalan kosakata sebutan anggota keluarga yakni, grandfather, grandmother, father, mother, brother, sister, I, dan kegiatan permainan dengan gambar-gambar sebutannya. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah.

Kegiatan yang ada di buku selanjutnya adalah memasangkan gambar yang dikerjakan dari sebelah kiri ke arah kanan. Kegiatan ini dilakukan di rumah. Pertemuan kedua yang dilakukan di sekolah adalah mengulang materi kosakata yang diberikan kepada anak, kemudian menyanyikan lagu I Love My Family. Selanjutnya  anak melakukan percakapan yang dipandu oleh guru.

Di akhir kegiatan, anak-anak memasangkan gambar dengan kata yang sesuai. Kegiatan kedua yang dilakukan di rumah adalah penguatan hafalan tentang sebutan anggota keluarga. Pertemuan ketiga yang diberikan guru di sekolah adalah bermain tebak-tebakan tentang sebutan anggota keluarga dengan menggunakan media gambar yang ditempel di pegangan es krim. Kegiatan terakhir adalah menulis sebutan anggota keluarga.

Kelayakan Buku Ajar Tematik Terpadu Berperspektif Kognitif dengan Media Foto.

Keunggulan-keunggulan buku ajar Happy Thinking sudah divalidasi oleh delapan expertBeberapa keunggulan buku ajar berprespektif kognitif tersebut pada komponan DAP terlihat bahwa indikator-indikator yang muncul menunjukkan hubungan yang erat dengan penguasaan kosakata.

Penilaian dari pakar menyimpulkan bahwa pada tiap-tiap unit buku ajar terdapat latihan menebalkan huruf, latihan menulis huruf/kata, latihan menulis kosakata terarah, latihan speaking untuk meningkatkan pelafalan baik dilakukan sendiri maupun kelompok dan menyebutkan kosakata secara urut.

Sesuai masukan dari observer FFS, IS, dan SW serta pakar H dan K yang menyatakan bahwa latihan-latihan yang ada di buku ajar sudah menyesuaikan kemampuan anak. Instruksi pada latihan juga sudah difokuskan pada kemampuan anak memahami arahan kegiatan yang diberikan.

Komponen repetation/echolalia menunjukkan adanya hubungan antara buku ajar dan peningkatan kosakata anak. Indikator-indikator tersebut adalah adanya pengulangan kosakata pada latihan-latihan di tiap-tiap unit di buku ajar sesuai dengan tema yang diangkat. Adanya pengulangan model kegiatan untuk memperkuat kosakata pada tiap-tiap unit sesuai dengan tema utama. Adanya keterpaduan pengulangan aktivitas kegiatan mengulang kosakata pada latihan-latihan di tiap-tiap unit.

Adanya pengulangan model instruksi yang hampir sama pada latihan-latihan tiap-tiap unit di buku ajar untuk memperkuat ingatan kosakata anak. Pada indikator ini, pakar FPR dan HA mengatakan bahwa repetition perlu divariasi sehingga semakin menarik dan beragam sehingga anak lebih tertantang dan belajarnya lebih menyenangkan.

Konsep monologue menunjukkan adanya hubungan antara buku ajar dengan peningkatan kosakata anak. Indikator-indikator tersebut adalah adanya aktivitas mengingat kosakata dengan cara menuliskan ulang kosakata yang telah diberikan sebelumnya sesuai dengan tema yang diangkat. Adanya aktivitas mengingat kosakata dengan cara menebalkan huruf pada buku ajar. Adanya aktivitas mengingat kosakata yang bertema dengan cara menghubungkan kata dengan simbol yang melambangkan.

Adanya aktivitas mengingat kosakata yang bertema dengan cara membaca dalam hati kata yang tertera di buku. Adanya aktivitas mengingat kosakata yang bertema dengan cara melingkari huruf awal yang sesuai dengan gambar dan mengisi huruf yang hilang pada sebuah kata.

Pada konsep monologue, menurut pakar HA perlu diperjelas kapan anak-anak membaca dalam hati dan kapan membaca keras. Guru SK juga mengemukakan bahwa untuk bisa mengucapkan kata-kata yang ada di buku, anak-anak terlebih dahulu berfikir kemudian baru berniat dan mencoba membunyikan bagaimana kata-kata itu diucapkan.

Komponen comment and request menunjukkan adanya hubungan antara buku ajar dan peningkatan kosakata anak. Indikator-indikator tersebut adalah adanya permintaan melakukan gerakan secara bersama-sama untuk memegang benda sesuai dengan kosakata yang disebutkan di buku, mengerjakan kegiatan proyek secara bersama, menyanyikan lagu bersama, mengikuti ucapan guru, mewarnai gambar sesuai dengan kosakata dan tema yang diberikan, menebalkan huruf lalu menirukan kosakata sesuai dengan tema dan mengisi huruf yang hilang pada kata yang diberikan.

Menurut pakar HA, comment and request dalam buku sudah muncul dalam bentuk instruksi dengan bagus. Selanjutnya menurut pakar F instruksi sudah berjenjang sehingga menantang dan menyenangkan buat anak. Selain itu, menurut HK, tulisan pada ajakan perlu dibuat lebih tebal. Observer SW dan guru L menambahkan bahwa instruksi-instruksi yang diberikan kepada anak sudah dibuat sesederhana mungkin dan dapat dipahami oleh anak usia TK.

Komponen question and answer menunjukkan adanya hubungan antara buku ajar dan kosakata anak. Indikator-indikator yang menunjukkan hubungan tersebut adalah adanya pertanyaan yang ada di dalam buku sesuai dengan kosakata yang diberikan, yang perlu dijawab oleh anak secara mandiri. Di dalam buku sudah tersedia juga pertanyaan-pertanyaan yang  berkenaan dengan kosakata yang telah diberikan dan dijawab oleh anak secara berpasangan sesuai dengan tema yang dibahas dan tentang identitas diri anak dan sekolah.

Pakar N menegaskan bahwa question and answer perlu diberikan pada model bahasa yang dipakai sehari-hari. Observer SW pun menambahkan bahwa dalam percakapan, kalimat yang dilatihkan kepada anak sebaiknya yang sederhana. Hal ini juga ditandaskan oleh guru NK bahwa bahasa yang sederhana dapat dilatihkan kepada anak dengan cara mengikuti ucapan guru.

Dari hasil uji coba kelayakan buku ajar di TK Aisyiyah I Surakarta dapat dilihat bahwa buku ajar sudah menggunakan perspektif kognitif dan dengan media foto. Berdasar pendapat dari pakar, guru kolaborator dan observer, buku ajar tematik terpadu berperspektif kognitif dengan media foto dinyatakan layak untuk digunakan sebagai buku ajar bahasa Inggris di TK Aisyiyah Surakarta. (*)

Sumber : https://radarsolo.jawapos.com/opini/18/10/2022/buku-happy-thinking-layak-untuk-pembelajaran-bahasa-inggris-di-tk-aisyiyah-surakarta/