Tim UMS Berikan Pelatihan Pengolahan Ikan Nila untuk Cegah Stunting: Sinergi Ekonomi & Kesehatan di Desa Mulur

ums.ac.id, SOLO – Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang disponsori oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) memberikan pelatihan pengolahan ikan nila untuk penguatan ekonomi dan pencegahan stunting masyarakat desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo dengan tajuk “Inovasi UMKM melalui Potensi Lokal Wisata Desa Waduk Mulur untuk Pemberdayaan dan Pencegahan Stunting di Kecamatan Bendosari Menuju Indonesia Emas 2045”.

Sebanyak 14 peserta yang terdiri dari 9 ibu-ibu PKK dan 5 anggota karang taruna, dari 9 dusun, mengikuti pelatihan pertama dari kegiatan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si., dosen Fakultas Geografi, pada Senin, (28/10) yang juga dihadiri oleh Turut hadir pula Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan 3 orang jajaran Direktur dan Manajer Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pelatihan pertama ini menjadi langkah awal untuk memperkuat motivasi peserta dalam mempelajari dan meningkatkan keterampilan praktis agar menerapkan nilai-nilai ekonomi dan kesehatan berbasis kearifan lokal dalam menghadapi masalah stunting di Indonesia.

Kuswaji yang juga sebagai Kabid Pengembangan Persyarikatan, Lembaga Pengabdian Masyarakat & Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) UMS menjelaskan pentingnya pemberdayaan ekonomi lokal melalui usaha kecil menengah (UMKM) berbasis sumber daya lokal sekaligus membantu upaya pencegahan stunting.

“Pelatihan ini adalah pelatihan pertama dari serangkaian panjang kegiatan mulai dari sosialisasi, Focus Group Discussion, pelatihan-pelatihan, pendampingan, hingga monitoring dan evaluasi serta diseminasi kegiatan yang mengatasi stunting dan mendukung Desa Wisata Mulur melalui topografi wisata dan produk olahan ikan untuk UMKM dan pencegahan stunting,” papar Kuswaji Kamis, (31/10).

Pelatihan ini melibatkan Dwi Linna Suswardany, SKM, M.PH., dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS dan Ketua Pusat Studi Penyakit Kronis UMS, sebagai narasumber utama.

Linna menjelaskan mengenai berbagai faktor risiko penyebab stunting serta dampaknya pada perkembangan anak dan masa depan Indonesia. Ia menekankan pentingnya asupan gizi seimbang, termasuk protein ikan yang dapat menjadi sumber pangan dalam menekan angka stunting.

Selain itu, Linna juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan dan pemuda, dalam upaya pencegahan stunting.

“Ketika keluarga di desa kita memilih mengonsumsi ikan secara rutin, kita tidak hanya memberi anak-anak makanan bergizi, tetapi juga turut membangun masa depan yang lebih sehat dan produktif bagi bangsa. Dengan melibatkan UMKM berbasis ikan lokal, kita bisa menciptakan siklus kebaikan—pendapatan bertambah, kesehatan meningkat, dan kesejahteraan desa pun terangkat,” jelasnya.

Linna juga mengajak para peserta untuk tidak hanya melihat masalah stunting sebagai tanggung jawab pemerintah semata, tetapi sebagai tanggung jawab bersama.

“Setiap dari kita bisa menjadi bagian dari solusi. Pilihan yang kita buat setiap hari di meja makan berkontribusi besar pada kualitas hidup anak-anak kita, dan UMKM bisa menjadi motor penggerak yang mendukung keluarga untuk tetap sehat dan produktif,” tambahnya.

Direktur BUMDes Mulur, Adi Prihananto, juga hadir sebagai narasumber kedua dan memberikan materi mengenai peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mendukung UMKM olahan ikan di Desa Mulur.

“Kami di BUMDes siap mendampingi peserta pelatihan ini, dari segi pemasaran, akses permodalan, hingga perluasan jaringan. Dengan adanya sinergi ini, kami optimis usaha olahan ikan bisa berkembang menjadi bisnis yang kuat dan berkelanjutan,” tegas Pak Adi.

Dia juga menambahkan bahwa BUMDes Mulur akan memberikan dukungan penuh agar hasil dari pelatihan ini dapat berkelanjutan, tidak hanya sebagai satu periode kegiatan sekali jalan untuk menuju penguatan ekonomi desa.

“Kami akan bantu mereka untuk mengurus legalitas usaha, sertifikasi produk, dan masuk ke pasar yang lebih luas,” lanjutnya.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala BPD Mulur, Sukirso, yang dalam sambutan maupun di saat diskusi selama pelatihan, menyampaikan dukungan BPD pada inisiasi dan pengembangan UMKM produk olahan ikan ini.

Pada pelatihan ini, pelatihan dikemas dengan metode yang variatif, mulai dari ceramah, diskusi kelompok, hingga presentasi kelompok. Para peserta pun terlihat antusias mengikuti setiap sesi, terutama ketika diminta diskusi tentang motivasi mengikuti pelatihan dan harapan mereka 5-10 tahun ke depan terhadap UMKM Produk Olahan Ikan ini.

Dyah mewakili kelompok yang terdiri dari 4 ibu-ibu PKK menyampaikan dalam presentasinya bahwa kelompoknya ingin menjadi bagian dari UMKM

“Kami ingin menjadi bagian dari UMKM yang memiliki visi dan misi mengedukasi tentang stunting serta dengan adanya sumber daya perairan ikan nila yang sudah ada di Waduk Mulur, diharapkan dapat mempermudah kami mengelola dan mendalami ilmu tentang pengolahan ikan,” tuturnya.

Sementara itu Sri dan kelompoknya berharap lebih jauh, 5-10 tahun ke depan mereka dapat memotivasi anak-anak di Indonesia untuk gemar makan ikan dan produk olahan ikan UMKM mereka dapat menembus pasar dunia.

Pelatihan ini menjadi gambaran terbukanya sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat dalam menciptakan solusi inovatif bagi masalah kesehatan dan ekonomi. Dengan dukungan Dirjen Dikti, UMS, BUMDes, dan BPD, Desa Mulur kini bertambah harapan baru untuk mengembangkan UMKM olahan ikan yang kelak tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi juga diharapkan mampu mengatasi masalah stunting. Setiap langkah kecil yang diambil hari ini adalah investasi besar untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi bangsa di masa mendatang. (Maysali/Humas)