ISETH 2024 UMS Tekankan Penggunaan AI Diiringi dengan Etika dari Pengguna dan Pengembang

ums.ac.id, SOLO – Kehadiran kecerdasan buatan (AI) menjadi pembahasan di kalangan akademika. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan konferensi internasional 10th International Summit on Science, Technology and Humanity (ISETH) 2024 dengan topik pembahasan “Developing Intelligent Technology for Humanity”.

Tiga narasumber memberikan pemaparannya mengenai AI mulai dari pemanfaatannya hingga disrupsi yang terjadi karena hadirnya AI.

Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom. Guru Besar UI

Narasumber pertama Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom. yang merupakan Guru Besar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) menyampaikan perkembangan dari kecerdasan buatan (AI) “The development of Artificial Intelligent, and Its Applications”.

Wisnu merupakan ahli di bidang AI, data sains, robot otonomus, sistem telehealth dan telah menghasilkan sekitar 300 artikel publikasi.

Di awal pemaparan, Wisnu memaparkan secara singkat berkaitan dengan kecerdasan buatan. Wisnu juga memberikan contoh nyata dalam membuat AI dengan penggunaan Chat GPT (salah satu bentuk kecerdasan buatan). Selain itu, dia juga menunjukkan penggunaan AI di berbagai bidang seperti pendidikan, pendidikan kesehatan, dan pada sistem pembelajaran di pendidikan tinggi.

“Kita tidak bisa menghindari dari AI karena AI adalah teknologi yang sekarang sudah tersedia di dalam keseharian kita. Jadi yang terpenting adalah menggunakan AI dengan bijak dan tetap mengutamakan pada etika,” ungkapnya melalui Zoom Meeting, yang disaksikan peserta konferensi di Auditorium Mohammad Djazman UMS, Rabu (20/11).

Guru Besar Ilmu Komputer UI itu juga menerangkan, teknologi AI saat ini memiliki kemampuan untuk memprediksi, menganalisis, bahkan dapat menghasilkan berbagai jenis data. Kemampuan AI ini bisa dimanfaatkan untuk salah satunya adalah menemukan topik penelitian, gap penelitian, dan sebagainya.

Dia kembali menekankan pentingnya etika dalam menggunakan AI.

“Etika dalam pengembangan dan penggunaan AI adalah isu yang sangat penting untuk didiskusikan dan untuk membentuk regulasi baik untuk pengguna maupun pengembang,” tegasnya.

Narasumber kedua adalah Dr. Ir. Bambang Riyanta, S.T., M.T. Rektor dari Universitas Siber Muhammadiyah (Sibermu), Yogyakarta, Indonesia yang memaparkan pemanfaatan AI “The Optimal Use of Artificial Intelligent in Education, Research and Publication”.

“AI dalam publikasi meningkatkan integritas, aksesibilitas, dan kecepatan diseminasi ilmu. AI menjadi alat untuk mendeteksi plagiarisme, peer review, dan perbaikan bahasa. AI juga dapat memonitor dan analisis dampak dari riset secara real time, tracking bagaimana pengetahuan mengalir dari berbagai disiplin dan sosial,” terang Bambang.

Dr. Satria Abadi dari Sultan Idris Education University, Malaysia

Narasumber ketiga Dr. Satria Abadi dari Sultan Idris Education University, Malaysia yang menerangkan disrupsi dari AI “The Disruption of Artificial Intelligent in The Development of Science and Technology” juga setuju bahwa AI adalah alat untuk membantu manusia untuk bekerja, belajar, berkomunikasi, dan sebagai bentuk dari inovasi.

“AI akan dapat membantu inovasi yang lebih cepat, analisis data yang lebih baik, dan transformasi dari beragam industri,” ujarnya.

Disrupsi dari AI secara dasar mengubah bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan dan seringkali menjadikan otomatisasi dari pekerjaan sebelumnya yang telah dilakukan oleh ahli. (Maysali/Humas)