ums.ac.id, SOLO – Dalam upaya memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, Prodi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melaksanakan program edukasi interaktif tentang anatomi tubuh manusia bagi anak-anak usia dini di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Pengabdian Pada Masyarakat (P2AD) yang bertujuan untuk mengenalkan anak-anak pada bagian-bagian tubuh mereka melalui pendekatan yang kreatif, menyenangkan, dan sesuai dengan perkembangan usia.
Ketua tim pengabdian masyarakat, Taufik Eko Susilo, S.Fis., M.Sc., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan edukasi tetapi juga membangun kesadaran sejak dini akan pentingnya kesehatan tubuh. Selain itu, program ini diinisiasi untuk memberikan pemahaman dasar kepada anak-anak tentang pentingnya mengenal tubuh mereka.
“Melalui program ini, kami ingin menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan menyenangkan bagi anak-anak. Edukasi tentang anatomi tubuh sangat penting sebagai langkah awal untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat sejak usia dini,” jelasnya, Rabu (20/11).
Dosen Prodi Fisioterapi UMS itu berharap program serupa dapat menjadi inspirasi untuk pengembangan kegiatan di desa lain.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, (31/10) itu diawali dengan sesi perkenalan yang hangat, diikuti dengan aktivitas nyanyian interaktif menggunakan lagu-lagu sederhana yang menyebutkan bagian tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Metode ini dipilih karena efektif membantu anak-anak menghafal bagian tubuh sambil tetap merasa terhibur.
Tim kemudian mengadakan permainan visual di mana anak-anak diminta untuk mencocokkan gambar bagian tubuh dengan fungsinya. Aktivitas ini tidak hanya mempermudah anak-anak memahami materi tetapi juga memberikan suasana belajar yang menyenangkan.
“Salah satu inovasi utama yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah penggunaan aplikasi edukasi Jelajah Tulang, sebuah platform digital interaktif yang dirancang untuk mempelajari anatomi tubuh melalui cerita berbasis audiobook. Dalam sesi ini, aplikasi digunakan untuk memperkenalkan anatomi tulang dengan pendekatan mendongeng, menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak,” tambah Taufik.
Sebagai penutup, anak-anak diajak bermain dengan kegiatan sensorik, yaitu mencetak tangan mereka menggunakan cat warna di atas kertas. Aktivitas ini tidak hanya melatih keterampilan motorik halus tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berkesan dan menyenangkan.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari kedua program studi, seperti Ouwada Aiko Suda dari Program Studi Fisioterapi serta Hillyatul Millah dan Shafa Oktavia Nafisah dari Program Studi PAUD, kolaborasi ini dirancang untuk menciptakan metode pembelajaran yang interaktif dan ramah anak.
Program ini menegaskan peran Program Studi Fisioterapi UMS dalam mendukung peningkatan edukasi kesehatan masyarakat, khususnya bagi anak usia dini. Melalui kolaborasi dengan Program Studi PAUD, mahasiswa Fisioterapi menunjukkan bahwa bidang fisioterapi memiliki cakupan yang luas, termasuk dalam memberikan edukasi kesehatan yang ramah anak dan inovatif.
“Sebagai mahasiswa Fisioterapi, kami ingin menanamkan kesadaran kesehatan sejak usia dini. Edukasi anatomi tubuh adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan generasi yang lebih sadar akan kesehatan mereka,” ujar Aiko, salah satu inisiator program ini.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wujud nyata pengabdian kepada masyarakat tetapi juga diharapkan dapat menginspirasi institusi lain untuk mengembangkan program serupa. Dengan pendekatan kreatif dan inovatif, kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan kesehatan dapat disampaikan dengan cara yang menarik, relevan, dan berdampak positif bagi masyarakat luas
Guru-guru PAUD Desa Mancasan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan program ini. Mereka menilai metode yang diterapkan sangat relevan dengan kebutuhan anak-anak usia dini dan berhasil menciptakan suasana belajar yang interaktif dan bermakna.
“Kami sangat terkesan dengan pendekatan yang dilakukan tim. Anak-anak dapat belajar dengan cara yang sederhana namun berdampak besar. Semoga program ini dapat terus berlanjut,” ungkap salah satu guru. (Maysali/Humas)