ums.ac.id, SURAKARTA – Sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mendukung pengembangan Kawasan Karangkitri sebagai desa wisata berkelanjutan, sebuah pelatihan mengenai pengolahan sampah organik digelar di Kampung Mataraman, Jl. Ringroad Selatan No. 93, yang dihadiri oleh lebih dari 30 peserta yang terdiri dari perwakilan pihak Desa Panggungharjo, warga setempat, unit pengelolaan sampah “KUPAS”, serta para pegiat bank sampah.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengembangan Desa Panggungharjo di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, yang dipimpin oleh Wisnu Setiawan, S.T., M.Arch., Ph.D., dosen Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah organik, sekaligus mengoptimalkan potensi wisata alam di kawasan Karangkitri melalui prinsip-prinsip keberlanjutan,” ungkap Wisnu Setiawan, Jumat, (15/11).
Pelatihan tersebut menghadirkan dua pemateri yang memiliki keahlian di bidang pengolahan sampah dan teknologi tepat guna. Pemateri pertama, Dr. Hijrah Purnama Putra, S.T., M.Eng., dosen Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia (UII), menyampaikan materi tentang “Pengolahan Sampah Organik”.
Dalam penjelasannya, Dr. Hijrah memberikan berbagai metode praktis yang dapat diterapkan oleh masyarakat, seperti pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Dengan cara ini, sampah yang biasanya terbuang dapat dimanfaatkan kembali untuk meningkatkan kualitas tanah dan mendukung pertanian lokal.
Pemateri kedua, Agus Haitami, Konsultan Teknologi Tepat Guna dari UD Juru Martani Rekayasa Sarana, memberikan materi mengenai “Pembuatan Kompos Blok”. Agus memberikan pelatihan secara langsung tentang cara membuat kompos dalam bentuk blok yang lebih praktis dan mudah digunakan.
“Metode ini tepat untuk digunakan oleh rumah tangga maupun UMKM, sehingga sampah organik dapat mempunyai nilai ekonomis lebih dan ramah lingkungan. Inovasi ini sekaligus menjawab keresahan peserta pelatihan bahwa pengolahan sampah organik tidak menarik bagi masyarakat secara umum karena sampah organik biasanya tidak mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan,” paparnya.
Pelatihan yang digelar pada hari Rabu, (13/11) dipandu oleh Afif Ari Wibowo, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang bertindak sebagai moderator. Setelah penjelasan materi, moderator memberikan kesempatan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Sesi diskusi ini menjadi ajang bertukar informasi antara pemateri dan peserta, serta membuka peluang kolaborasi lebih lanjut di masa depan.
Acara ini disambut antusias oleh warga Desa Panggungharjo. Lebih dari 30 peserta yang hadir dengan penuh semangat mengikuti setiap sesi pelatihan. Mereka terlihat aktif bertanya kepada pemateri dan antusias mengikuti praktik langsung dalam pembuatan kompos blok. Beberapa peserta mengungkapkan rasa puas mereka setelah pelatihan, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru yang akan langsung diterapkan di rumah masing-masing.
Salah seorang peserta, Siswoyo selaku manager dari Unit Pengelolaan Sampah “KUPAS” menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan seperti ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, namun kebanyakan pelatihan hanya sebatas sosialisasi dan pemberian fasilitas, belum banyak kegiatan pelatihan yang sampai pada pendampingan. Beliau berharap kegiatan pelatihan serta pengabdian ini dapat dilanjutkan dan sampai pada tahap pendampingan.
“Kegiatan pelatihan ini berperan penting dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang mencakup pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang teredukasi tentang pengelolaan sampah, diharapkan lingkungan desa yang lebih nyaman dan berkelanjutan dapat tercapai,” terangnya.
Acara ditutup dengan harapan bahwa seluruh peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mendorong terciptanya lebih banyak inovasi dalam pengelolaan sampah di tingkat desa. Ke depannya, pelatihan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan, seiring dengan semakin berkembangnya Desa Panggungharjo sebagai desa wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (Fika/Humas)