ums.ac.id, SURAKARTA – Kasus stunting masih menjadi salah satu permasalahan gizi utama di Indonesia dan telah menjadi salah satu prioritas pembangunan sebagaimana yang tertuang di dalam RPJMN 2020-2024. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang turut serta menyumbangkan angka kejadian stunting tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo.
Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023 menyatakan bahwa Kabupaten Wonosobo menempati urutan ketiga dengan angka insiden stunting sebesar 15,4% pada tahun 2022 dan kemudian mengalami kenaikan angka insiden stunting sebesar 29,2% pada tahun 2023.
Dalam upaya mengatasi masalah stunting di Wonosobo, Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Yeni Indriyani, S.KM., MPH., mengungkapkan bahwa program bernama ‘Sobo Care Aisyiyah’ bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader kesehatan.
Selain itu, lanjutnya, dapat meningkatkan peran serta komitmen aparatur desa, sehingga dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus stunting melalui program pengabdian ini.
Pengabdian yang dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu 18-19 Oktober 2024 itu bertempat di Wilayah Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kalikajar, Wonosobo. Kegiatan diawali dengan pembukaan dari Kepala Desa Kalikajar dan Perwakilan Panitia Pengabdian Masyarakat, Yeni Indriyani, S.KM., MPH., sebagai penanda bahwa kegiatan Pengabdian Masyarakat resmi dibuka.
“Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian konteks stunting di Desa Butuh Lor oleh Majlis Hukum dan HAM PDA Wonosobo. Dilanjutkan penyampaian materi mengenai Policy Brief: Rancangan Kebijakan Pencegahan Stunting Pada Lingkup Pemerintahan Desa oleh Miftah Farid, S.H,M.H.,” terang Yeni, Sabtu, (2/11).
Kemudian dilanjutkan sesi Forum Group Discussion yang bertujuan untuk tanya jawab dan diskusi mengenai materi yang telah disampaikan, yang dipandu oleh Yeni Indriyani, S.KM., MPH dan Salsabila Purnamasari, SKM.,M.P.H.
“Kegiatan pengabdian ini berlangsung dengan baik dan komunikatif dengan berbagai pertanyaan yang diberikan para peserta. Serta para peserta antusias dan aktif dalam kegiatan pelatihan. Dan terakhir kegiatan pengabdian ini ditutup dengan foto bersama,” papar Yeni lebih lanjut.
Menurut wawancara dari perwakilan dari Majlis Hukum dan HAM Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Wonosobo, kegiatan pengabdian ini merupakan upaya yang bagus yang berkaitan dengan kebijakan untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Desa, tokoh masyarakat dan masyarakat di desa, rangkaian ini merupakan lanjutan dari program yang sudah ada.
Pada hari kedua pengabdian, kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian materi mengenai Stunting dan Faktor Risiko Stunting & Dampak Jangka Panjang Stunting oleh Ns. Wita Oktaviana, S.Kep.,M.Kep. Dilanjutkan penyampaian materi Pencegahan Stunting di Tingkat Keluarga dan Komunitas oleh Salsabila Purnamasari,SKM.,M.P.H. Penyampaian materi oleh Yeni Indriyani, S.KM., MPH mengenai Peran Kader Dalam Pencegahan Stunting dan dilanjutkan kegiatan Pelatihan Praktis untuk Kader oleh Bidan Indah Nuraeni, Amd.Keb.
Kepala Desa Kalikajar juga berharap dengan adanya kegiatan ini, angka stunting di Desa Kalikajar bisa turun dan teratasi. Dia juga menyampaikan pesan kepada tim UMS.
“Kami sangat menyambut kehadiran dari tim UMS dan mengucapkan terima kasih dengan harapan adanya kegiatan pengabdian ini dapat memberikan dampak yang baik untuk masalah stunting di desa kami. Kami juga menyampaikan pesan kepada tim UMS dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Desa atau perangkat desa dan masyarakat agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik, serta masyarakat mengetahui jalannya kegiatan tersebut,” ungkapnya. (Fika/Humas)