Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Badan Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia melakukan kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Maksud dari kunjungan tersebut untuk melakukan sosialisasi Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) dan Insentif Sistem Inovasi Nasional (INSINAS). Kegiatan tersebut berlangsung di ruang sidang BPH UMS, Selasa (17/12/2019). Sosilaisasi ini dihadiri oleh para dekan, Kepala Prodi, dosen peneliti dan mahasiswa UMS.
Ir. Sarjito, M.T., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sistem Informasi yang mewakili Rektor UMS, turut menyambut kehadiran rombongan dari Dirjen Ribang tersebut. Menurut Wakil Rektor II UMS itu, sejauh ini UMS sangat konsen menangani riset baik dari dosen, mahasiswa atau kolaborasi antar keduanya.
Bahkan tak lama ini UMS diberi penghargaan oleh LLDIKTI Jawa Tengah sebagai Perguruan Tinggi dengan jumlah penelitian terbanyak. “Sejauh ini UMS sangat peduli terhadap riset. Semoga dengan sosialisasi ini, semakin membuat kita semangat dalam melakukan riset dan pengembangan teknologi,” ujar Sarjito.
Dr. Eng. Hotmatua Daulay, M.Eng., B.Eng, Direktur Pengembangan Teknologi Industri beserta jajarannya memaparkan bahwa untuk sekarang ini, mau tidak mau kampus harus mampu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih. “Maka kalau kita tidak mau mengikutinya, kita akan tertinggal,” ujarnya.
Dengan demikian PPTI dan INSINAS, menurutnya harus selalu menemukan inovasi teknologi terbaru. Tujuan dari INSINAS sendiri untuk penguatan sistem inovasi nasional melalui peningkatan sinergi, produktivitas, dan optimalisasi sumberdaya litbang nasional. “Sasaran dari Insinas ini adalah peningkatan produktivitas riset dan pendayagunaan hasil litbang nasional” lanjutnya.
Sementara PPTI merupakan sebuah instrumen kebijakan KEMENRISTEK-DIKTI dengan tujuan meningkatkan relevansi dan produktivitas litbang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di bidang industri. “Pemenuhan kebutuhan itu diwujudkan melalui pengembangan teknologi yang berujung produk baru. Peningkatan tingkat kandungan dalam negeri. Peningkatan daya saing industri dalam negeri. Dan peningkatan rantai penambahan nilaidalam proses produksi melalui penerapan teknologi hasil pengembangan bersama,” pungkas Hotmatua Daulay. (Risqi/Humas)