Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menambah jumlah Guru Besar. Pada Sabtu (7/12/2019) Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. mengukuhkan dua guru besar yaitu Prof. Dr. Muhtadi, M.Si guru besar bidang biologi farmasi dan Prof. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt, guru besar Bidang Ilmu Farmasi. Keduanya dikukuhkan di Gedung Auditorium Moh. Djazman UMS.
Dengan demikian, kampus swasta terbaik nasional versi Unirank tersebut telah memiliki 27 guru besar. Selain itu, keduanya merupakan guru besar pertama yang dimiliki oleh Fakultas Farmasi UMS. Selain itu, Muhammad Da’i yang juga Wakil Rektor I UMS ini juga merupakan guru besar pertama yang berlatar belakang apoteker di Jawa Tengah dan nomor 5 dari seluruh PTS yang memiliki Program Studi Farmasi di Indonesia.
Rektor UMS pada sambutannya mengatakan, dengan bertambahnya guru besar yang dimiliki UMS sekarang ini, merupakan salah satu hasil dari usaha UMS untuk fokus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi seluruh sivitas akademika UMS.
“Dulu saya mohon ijin kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, supaya UMS menambahkan satu Wakil Rektor lagi (Wakil Rektor V) untuk menangani pengembangan SDM yang ada di UMS. Bertambahnya guru besar kali ini, salah satu hasilnya,” ujar Sofyan Anif.
Kemudian Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Provinsi Jawa Tengah, Prof. Dr. H. DYP. Sugiharto, M.Pd. Kons. menegaskan bahwa sampai saat ini, UMS sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memiliki guru besar terbanyak di Jawa Tengah. “Berdasarkan data yang dimiliki LLDIKTI Jawa Tengah, sejauh ini UMS belum ada yang mengalahkan sebagai PTS dengan guru besar terbanyak se-Jawa Tengah yaitu sejumlah 27 profesor,” tandasnya.
Momentum berharga tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yakni Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Dalam sambutannya, Haedar Nashir menambahkan bahwa prestasi UMS saat ini, juga akan disusul oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah lainnya. “Mudah-mudahan apa yang sekarang diraih UMS, juga akan disusul oleh PTM termasuk Aisyiyah. Kebetulan sekarang hadir para Rektor dari PTM/A se-Jateng – DIY,” harap Haedar Nashir.
Pidato Ilmiah yang dipaparkan Prof. Dr. Muhtadi, M.Si. berjudul ‘Peran kekayaan hayati sebagai sumber ilmu kimia, agen fitoterapi dan harta kekayaan bangsa yang terpendam’. Sedangkan Prof. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt. Menyampaikan pidato ilmiahnya dengan judul ‘Eksplorasi Agen Kemoterapi non toksik : Kajian terhadap riset kurkumin, turunan dan analog kurkumin, serta senyawa lain bersumber dari tanaman’. (Risqi/humas)