ums.ac.id, SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) segera menyelenggarakan konferensi tingkat internasional International Summit on Science, Technology, and Humanity (ISETH) ke 8 pada 5-6 Desember 2022.
Pembukaan ISETH akan digelar di Auditorium Mohamad Djazman UMS, Senin 5 Desember 2022 dengan menghadirkan 3 keynote speakers dari Chiha University Japan, Naokhali Science and Technology University Bangladesh, dan Universitas Sebelas Maret. Kegiatan ISETH ke 8 ini telah berlangsung dari bulan September.
Konferensi bertujuan untuk mempertemukan para peneliti guna menyampaikan hasil kajian yang telah mereka lakukan sekaligus untuk mempererat kolaborasi dan hubungan antara para peneliti untuk tetap melakukan publikasi.
ISETH 2022 menjadi konferensi ke delapan yang diselenggarakan oleh UMS. Pada tahun sebelumnya, UMS tetap konsisten menyelenggarakan agenda tersebut meskipun sedang dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga dilakukan konferensi secara daring.
Pada tahun ini, ISETH mengangkat tema “Academic Improvement for Recovery Acceleration” untuk percepatan penyembuhan pasca pandemi.
Di depan awak media, Ketua Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI) UMS, Agus Ulinuha, S.T., M.T., Ph.D menyampaikan maksud dari tema yang diangkatnya tersebut.
“Sebenarnya setelah Covid yang dibutuhkan adalah bagaimana pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Untuk keperluan itu, banyak negara perlu membangun dari semua sisi, dan dari sisi keilmuan atau akademik itu ada kontribusinya. Akademisi dan peneliti diharapkan untuk menyampaikan gagasannya dari background keilmuan masing-masing,” ungkap Agus Ulinuha, Jumat, (2/12).
Makalah yang terkumpul dalam konferensi ini didominasi oleh mahasiswa UMS dari berbagai jenjang studi, sebanyak 701 paper dari total 971 paper. Namun Agus Ullinuha mengatakan bahwa jumlah tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan total mahasiswa yang sedang mengambil skripsi.
Bagi mahasiswa yang menjadi pemakalah dalam konferensi ISETH ke 8 ini akan dibebaskan dari ujian skripsi dan otomatis mendapatkan nilai ujian A.
“Mahasiswa yang berhasil untuk presentasi pada level tertentu dapat digunakan untuk menggantikan ujian pendadaran,” kata Ketua LPPI UMS itu.
Selain mendapatkan keuntungan untuk tidak melakukan ujian pendadaran, UMS juga memberikan subsidi dana publikasi sehingga mahasiswa cukup membayar seharga Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) (Maysali/Humas)