ums.ac.id, SOLO – Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Jawa Tengah yang saat ini tengah bekerja sama dengan Pertamina. Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Sidang BPH Gedung Induk Siti Walidah UMS , Sabtu (2/12).
Ketua MPM Jawa Tengah, Ir., Fatchur Rochman menyampaikan bahwa kedatangannya ke UMS adalah dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan dari UMS, untuk program yang sedang mereka kembangkan.
“Dari MPM Jawa Tengah ada program untuk penanaman sorgum yang direncanakan untuk produksi bioetanol. Nah prosesnya kan memerlukan alat-alat permesinan,” ungkap Fatchur Rochman.
Untuk membuat bioetanol tersebut, tambahnya, memerlukan para ahli dari Teknik Kimia.
“Sehingga kami ke LPMPP ini untuk mendapatkan support yang menjadi kekurangan kami,” ujar Ketua MPM Jateng itu.
Penanaman sorgum dengan ditujukan menjadi bioetanol tersebut diharapkannya dapat menggantikan bahan bakar berbahan fosil.
“Ke depannya karena kita kebetulan kerja sama dengan Pertamina, karena Pertamina punya program untuk bahan bakar terbarukan. Sehingga, menggantikan bahan bakar dari fosil,” tuturnya.
Saat ini MPM Jawa Tengah menggunakan lahan percobaan dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Sedangkan jika kerja sama antara MPM dan Pertamina terjalin, Pertamina akan memberikan lahan seluas 149 ha untuk ditanam sorgum. Lahan kosong tersebut terletak di Cilacap.
Ketua LPMPP UMS Prof., Ir., Sarjito , M.T., Ph.D., menyampaikan juga maksud dari kegiatan pada hari ini.
“Dari MPM Jateng diminta untuk memberikan sampel yang rencana penanaman sorgum yang kerja sama dengan Pertamina,” ungkapnya.
Kerja sama ini merupakan kerja sama antara MPM dengan LPMPP UMS yang bentuknya adalah pengabdian, dengan tim teknis dari Teknik Kimia UMS. LPMPP, MPM, dan Pertamina juga bermaksud untuk menyaksikan bagaimana praktik yang dapat dilakukan oleh tim teknis.
“Pertamina ingin bukti bahwa sorgum bisa diolah menjadi alkohol. Terus kemudian ingin melihat best practice yang pernah dilakukan UMS,” tutur Ketua LPMPP UMS.
Sarjito juga menyampaikan, bahwa sebelumnya UMS bermitra dengan pengrajin ciu atau minuman beralkohol di Bekonang, Sukoharjo. Alat yang digunakan pengrajin di sana adalah buatan dari UMS. Jadi Pertamina ingin melihat alat dan prosesnya seperti apa. (Maysali/Humas)