KBRN, Surakarta : Setelah dua minggu bersama Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia, pada Jumat, (19/1/2024) para peserta program Indo-Austay Adult Immersion mengikuti sambutan perpisahan dan jamuan makan malam di Ono Solo Coffee & Eatery.
Program Indo-Austay Adult Immersion melalui Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) LBIPU UMS, sebelumnya melakukan beberapa serangkaian kegiatan berkaitan dengan belajar bahasa Indonesia, budaya, juga sejarah di Indonesia.
Program Manager Indo-Austay Dr., M. Thoyibi, MS., menyampaikan pembicaraan mengenai program ini telah dilakukan sejak April tahun lalu, dan akan ada beberapa peserta yang mengikuti program tersebut.
“Meskipun di akhir-akhir pembicaraan itu diberitahu bahwa nanti yang hadir adalah bapak-ibu yang sudah senior dan sudah mempunyai pengalaman bahasa Indonesia, tapi tidak kami sangka bahwa bahasa Indonesianya sudah sebaik itu,” jelas Thoyibi saat melaporkannya di hadapan Rektor UMS.
Rektor UMS Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan rasa bahagianya karena pada akhirnya dapat menyambut tamu-tamu dari Australia ini.
“Malam ini tentu kita merasa senang dan bahagia, terutama saya beserta istri yang sebetulnya sejak awal program Indo-Austay ini kami ingin mendampingi, dan waktu opening ceremony kami juga tidak bisa hadir, mohon dimaafkan. Dan baru bisa malam ini, kami menyambut dengan perpisahan dan makan malam,” tutur Sofyan Anif seperti dalam rilis yang diterima RRI, Kamis (25/01/2024).
Sofyan Anif berharap, meskipun dalam waktu yang lumayan singkat, para tamu Australia ini bisa mendapatkan hal-hal baru seperti budaya dan sejarah.
“Meskipun hanya dua minggu Bapak-Ibu berada di Solo, UMS, Bayat, tentu harapan kita banyak pengalaman dan banyak hal-hal baru yang dipelajari dari budaya yang ada di Solo maupun yang ada di UMS. Bisa diceritakan pada teman-teman yang ada di Australia,” tuturnya.
Selain itu, Rektor UMS juga merespon pertanyaan dari Russel Odgen terkait dengan beasiswa bagi orang Australia untuk mengikuti perkuliahan di UMS. Sofyan Anif menyampaikan, pada tiap tahunnya UMS memberikan beasiswa internasional untuk 30-40 calon mahasiswa.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur dari Program Indo-Austay, Russel Ogden menyampaikan beberapa patah kata. Dia merasa bahwa pengalaman di sini bersama dengan UMS adalah luar biasa, juga ada banyak orang memberikan bantuan kepada kami.
“UMS adalah universitas yang berkelas dunia. UMS adalah universitas yang unggul di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,” ungkap Russel.
Dia juga sangat menghargai atas keramahan warga di UMS, Solo, dan Bayat. Selama mengikuti program Indo-Austay bersama LBIPU UMS, selain menginap di hotel, Russel telah menyempatkan dirinya untuk menginap di Bayat, dan Pesma KH. Mas Mansyur UMS.
Salah satu peserta dari program Indo-Austay, Judith Harbour menceritakan perasaannya saat berada di Solo. Dia mengungkapkan bahwa dirinya sangat menikmati pengalaman di sini. Dia sendiri tertarik di sejarah kuno dan budaya kuno.
“Minggu lalu kami ke Imogiri, ini menarik sekali. Tempat yang sangat spiritual, tetapi saya harus melepaskan sepatu saya dan tanahnya sangat panas,” ceritanya.
Di akhir ramah-tamah bersama peserta Indo-Austay, dilakukan penandatangan MOU antara Australian Indonesian Association Inc. (AIA)(Australia) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (Indonesia). Indo-Austay merupakan salah satu lembaga di bawah bendera AIA.
Beberapa kegiatan selain mengikuti kelas bahasa Indonesia, peserta Indo-Austay mengikuti kegiatan seperti berkunjung ke Sangiran, Imogiri, melihat pembuatan batik, ,mencoba gamelan, juga menghadiri pernikahan di salah satu warga Bayat, Klaten.