CIREBONMU.COM, Surakarta – Potensi Muhammadiyah Jawa Tengah di bidang pendidikan tinggi menjadi bukti kiprah Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan di Jawa Tengah. Dalam rangka menguatkan pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah, PWM Jateng menggelar Rakor di Ruang Seminar Gedung Induk Walidah UMS pada Selasa, (14/5).
Hadir dalam Rakor ini, Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, Sekretaris PWM Jawa Tengah, Dodok Sartono, Bendahara PWM Jawa Tengah, Sofyan Anif, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Jumari dan Ibnu Hasan, Ketua LP-PTMA, Harun Joko Prayitno, Sekretaris LP-PTMA, Budi Santoso, serta para Pimpinan PTM/A se-Jawa Tengah.
Bendahara PWM Jawa Tengah, yang juga Rektor UMS, Sofyan Anif, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa UMS dalam perjalanannya selalu menjaga kualitas agar mampu menjaga kepercayaan masyarakat.
“Kadang saya itu takut kalau jumlah mahasiswa baru tahun ini menurun dari tahun sebelumnya. Maka, menurut laporan, jumlah calon mahasiswa yang mendaftarkan diri per hari ini sudah 12.000, adapun yang sudah registrasi ulang sejumlah 3.000, angka ini naik 4% dari tahun lalu,” ucap Sofyan.
Selain itu, Sofyan juga menyampaikan bahwa, 80% program studi di UMS telah terakreditasi unggul dan masih akan terus bertambah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kualitas pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa.
Selanjutnya, Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, menyampaikan terima kasih kepada segenap Pimpinan PTM/A yang telah hadir dalam Rakor ini. Ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan dan peningkatan AUM yang cukup signifikan, khususnya di segmen kesehatan dan pendidikan tinggi.
Muhammadiyah Jateng Kumpulkan Rektor se-Jawa Tengah, Kuatkan Pengembangan Perguruan Tinggi CirebonMU
foto : dok. PWM Jawa Tengah
“Jawa Tengah itu terdapat 27 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Dari 27 itu kemudian 12nya adalah Universitas. Mungkin ini terbanyak se-Indonesia, khususnya Muhammadiyah. Setahu saya, Jawa Timur itu 8. Namun dari 27 itu, sebagian stagnan. Maka, dua periode ini PWM Jawa Tengah membentuk Lembaga Pengembangan Perguruan Tinggi,” ucap Tafsir.
Doktor Bidang Studi Islam UIN Walisongo Semarang ini menyampaikan bahwa sebenarnya UPP yang mengurusi PTM/A hanya ada di PP Muhammadiyah, yakni Majelis Diktilitbang. Namun, karena kebutuhan akan pengembangan seluruh PTM/A di Jawa Tengah, maka PWM Jawa Tengah mendirikan LP-PTMA.
“Kami mendirikan lembaga ini dalam rangka membantu pengembangan perguruan tinggi, yang tidak semuanya tersentuh oleh Majelis Dikti PP Muhammadiyah,” imbuhnya.
Selanjutnya ia juga menceritakan proses pendirian Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung (AKMT), di mana antara Majelis Dikti PP Muhammadiyah dan PDM Temanggung memiliki keinginan yang berbeda.
“Jadi saat pendirian, PDM Temanggung menghadap PWM dan meminta agar diberikan rekomendasi untuk mendirikan perguruan tinggi. Beberapa hari setelahnya, saya ditelfon Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah agar PDM Temanggung dipahamkan untuk tidak melanjutkan proses pendirian perguruan tinggi. Maka, saya harus menjadi komunikator antara PDM dengan Majelis Dikti,” ucap Tafsir.
Tafsir kemudian membuka Rakor PTM/A se-Jawa Tengah, dilanjutkan pemaparan oleh LP-PTM/A PWM Jawa Tengah. (CM)