ums.ac.id, PABELAN – Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, baik faktor manusia, prasarana, lingkungan dan kendaraan, menjadi alasan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (FT UMS) untuk menyelenggarakan Seminar Nasional Teknik Sipil XIII 2024. Tema yang diangkat adalah “Tantangan Membangun Transportasi SMART Berbasis Keselamatan di Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Induk Siti Walidah, Rabu (15/5).
Kegiatan ini diisi oleh berbagai ahli di antaranya, Dr. T. Ir. Zilhardi Idris, M.T., sebagai Dosen Teknik Sipil UMS, Ahmad Wildan, ATD., M.Sc., Ketua Sub Komite Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (LLAJ KNKT), dan Tulus Abadi sebagai Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
Rama Rizana, S.T., M.T., selaku Ketua Panitia menyebutkan permasalahan tranportasi sering terjadi. Lalu, keselematan tranportasi juga menjadi masalah multisektor. Sehingga seyogyanya seorang akademisi juga harus ikut bersinergi demi kepentingan keselamatan lalu lintas, bukan hanya pemerintah, swasta, atau masyarakat saja.
“Sebelumnya kami berdiskusi dengan Kabag SDM Kapolresta Surakarta, bahwa transportasi ini bukan hanya masalah keteknikan saja. Jalan dibangun setiap tahunnya berkilo-kilo meter, sehingga jika kita kaitkan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, maka masalah transportasi ini juga berhubungan dengan itu,” ucap Rama.
Rama juga menjelaskan bahwa Seminar ini juga menghasilkan luaran berupa kurang lebih 60 makalah dengan 5 topik berbeda. Di antaranya, bidang struktur, bidang transportasi, bidang keairan, bidang manajemen komunikasi, dan bidang geoteknik dari berbagai institusi. Makalah ini yang kemudian akan dipublikasi pada Proceeding Online dan Jurnal Dinamika Teknik Sipil UMS SINTA 4.
Dekan Fakultas Teknik UMS, Rois Fathoni, S.T., M. Sc., Ph.D., yang membuka kegiatan ini menjelaskan bahwa kecelakaan dapat diprediksi, dipelajari dan dapat dicari pencegahannya. Dia juga mengambil contoh dari kisah Nabi Nuh yang mempersiapkan banjir besar dengan membangun bahtera. Ia berharap dengan kegiatan ini dapat berdiskusi untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia dari pandangan berbagai sektor ilmu.
“Jika solusi menghindari kecelakaan dengan tidak bepergian, jangan naik bis, jangan study tour, bukan, bukan seperti itu. Karena bepergian juga merupakan perintah agama, untuk bersyukur atas karunia yang Allah berikan,” tutur Rois.
Dia melanjutkan ilmu keselamatan adalah ilmu yang paling tua, maka segala upaya untuk menyelamatkan manusia harus diupayakan. Yang mana jika seseorang menyelamatkan satu orang maka dia menyelamatkan satu dunia. (Eva/Humas)