Masifkan Pemberdayaan, MPM PDM se-Solo Raya Bersinergi dengan LPMPP UMS

 

SOLO – Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPM PWM) Jawa Tengah menggelar rapat koordinasi MPM PDM se-Solo Raya, Senin 13 Mei 2024. Kegiatan ini difasilitasi oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Ketua MPM PWM Jateng, Ir. Fatchur Rochman, yang mengemukakan beberapa hal yang menjadi fokus perhatian.

Ir. Fatchur Rochman menjelaskan bahwa MPM PWM Jateng memiliki tanggung jawab yang signifikan, namun tidak memberatkan.

Hanya ada tiga target yang diamanahkan oleh PWM Jawa tengah, yaitu mengaktifkan MPM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jateng, membentuk Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di seluruh Jateng kecuali MPM Kotamadya, dan masifikasi produk beras ke pihak PP Muhammadiyah melalui PT LUKU di Sragen dan Klaten.

Namun dalam rapat kerja wilayah (Rakerwil), MPM PWM Jateng dan MPM PDM se-jateng menambah tanggung jawab pada diri sendiri dengan mendorong masing-masing MPM PDM untuk mengembangkan produk unggulan daerah masing-masing.

Sebagai contoh, Karanganyar fokus pada kambing dan domba, Klaten pada pepaya Hawai, dan Sragen pada pisang Cavendish. Tentunya fokus ini mendapat perhatian karena memang itu potensi lokal di tiap daerah.

Ia mengatakan hingga saat ini pengembangan produk unggulan lokal ini juga berkembang cukup bagus. Salah satunya modernisasi repening untuk pisang Cavendish pada JATAM Klaten yang menghasilkan buah berwarna kuning saat matang, sebuah inovasi yang memperkaya nilai jual produk.

Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) UMS, Prof. Sarjito menegaskan bahwa LPMPP UMS bukanlah lembaga yang berdiri sendiri di Solo Raya.

Terdapat juga Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPPM) dari berbagai perguruan tinggi seperti UM Klaten, ITS Surakarta, dan UMUKA Karanganyar yang aktif berkolaborasi dalam setiap agenda yang diselenggarakan

LPMPP UMS dipercayakan oleh MPM PWM Jateng sebagai Center of Excellence yang mampu mengoordinasikan berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.

Prof. Sarjito juga menekankan bahwa LPMPP UMS siap menjadi fasilitator dalam mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat.

Baik itu dengan menghadirkan ahli dari internal UMS maupun dari luar, lembaga ini berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya pengembangan masyarakat dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan.

Ia mengatakan UMS juga siapmelakukan pendampingan. Harap dari masing-masing MPM PDM bisa mengirimkan 2-3 proposal masalah ke LPMPP untuk bisa ditindak lanjuti.

Nanti di UMS akan dibentuk tim khusus sebagai pendamping, jadi tupoksi LPMPP adalah untuk pendampingan, dan akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali. LPMPP bukan tupoksinya untuk investasi, namun tiap proposal bisa dapat pendanaan maksimal 1 proposal 20 juta untuk operasional.

Pertemuan antara MPM PWM Jateng dan LPMPP UMS menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga-lembaga tersebut dalam mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Solo Raya.

Kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Pertemuan antara MPM PDM dari berbagai kabupaten di Solo Raya menyuguhkan beragam strategi dan rencana untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan produk unggulan daerah.

Berikut adalah rangkuman dari setiap laporan kabupaten:

Klaten: Rencana untuk mengadakan pengajian bisnis dengan pembicara dari kalangan pengabdian masyarakat kampus. JATAM Klaten fokus pada pengembangan pepaya Hawai dengan target 50 Ha untuk tahun ini. Dibutuhkan kolaborasi untuk pengolahan pasca panen papaya Hawai.

Surakarta: Kesulitan dalam pembentukan JATAM karena Kota Solo tidak memiliki lahan pertanian. Fokus pada latihan bercocok tanam hidroponik dan pemanfaatan lahan wakaf. Masalah utama adalah menentukan KPI dan hilirisasi produk.

Sragen: Koperasi JATAM Sragen fokus pada pemasaran produk pertanian. MPM Sragen fokus pada pertanian hulu dan hilir seperti beras, pisang, dan kambing. Perlu bantuan dalam hal pemupukan dan tenaga kerja.

Boyolali: Masih dalam tahap riset dan penjajakan produk unggulan. Fokus pada pengembangan susu sapi dan kambing serta rencana kerjasama dengan Sragen untuk produk pisang.

Karanganyar: Fokus pada peternakan dengan kerjasama LPPM UMUKA. Sudah memiliki pusdiklat untuk pelatihan bagi anggota JATAM. Sedang mengembangkan produk seperti melon golden dan pasta papaya.

Sukoharjo: Masih dalam upaya pengembangan produk unggulan, fokus pada bawang merah dan pengembangan pasar kambing. Kendala terkait kambing perah adalah ketergantungan dengan pabrikan susu bubuk di Yogya.

Wonogiri: Fokus pada pengembangan produk aren sebagai solusi bagi daerah kekeringan. Sedang melakukan assessment lahan untuk penanaman pohon aren dan wacana pengadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

LPMPP UMS: Menawarkan pendampingan bagi setiap proposal masalah dari MPM PDM. Bukan lembaga investasi, namun memberikan pendanaan maksimal 20 juta untuk operasional.

MPM PWM Jateng: Inisiasi penanaman beras protein tinggi di Demak. MPM PDM diminta untuk berkunjung ke LPMPP UMS dan membawa masalah masing-masing.

JATAM Jateng: Usulan pendampingan dan pelatihan pembuatan tepung pisang serta pengembangan padi-padi khusus untuk lahan kering.

Pertemuan ini menunjukkan upaya serius dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan produk unggulan daerah di Solo Raya.

Sumber: https://www.banyumasekspres.id/banyumas/masifkan-pemberdayaan-mpm-pdm-se-solo-raya-bersinergi-dengan-lpmpp-ums/14/05/2024/