ums.ac.id, SURAKARTA – Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pengabdian kepada masyarakat melalui skim Pengabdian Kemitraan Internasional di Seoul Korea Selatan. Kegiatan pengabdian ini menggandeng mitra PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) Korea Selatan yang dipimpin Ahmad Rajali, M.H.I.
Tim pengabdian ini diketuai oleh apt. Hidayah Karuniawati, PhD., yang melibatkan dosen dari Fakultas Farmasi yaitu apt. Setyo Nurwaini, MSc., apt. Erindyah Retno Wikantyasning, PhD., apt. Anita Sukmawati, PhD., apt. Zakky Cholisoh, PhD, bekerja sama dengan dosen dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Rahayu Farida, S.Psi., M.Si. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa, baik mahasiswa jenjang S1 dan S3 dari Fakultas Farmasi UMS.
Ketua tim pengabdian itu mengungkapkan, latar belakang kegiatan pengabdian ini adalah tingkat stres yang tinggi dan angka bunuh diri yang cukup tinggi di Korea Selatan. Rendahnya kesehatan mental di Korea Selatan tidak hanya dirasakan oleh penduduk lokal saja, tetapi juga dialami oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja maupun belajar di Korea Selatan.
BACA JUGA Tim Pengabdian UMS Beri Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Siswa di Denpasar
“Tingkat stres yang tinggi dipicu oleh beberapa faktor misalnya tingginya tekanan dalam sistem pendidikan yang kompetitif, budaya kerja, dan tekanan sosial yang tinggi. Menjalani kehidupan sebagai pekerja migran di negara lain, yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda tentu merupakan sebuah tantangan tersendiri yang kadang menjadi sebuah tekanan dan mempengaruhi kesehatan mental pada warga negara indonesia yang menjadi diaspora di negara lain termasuk di Korea Selatan,” terang Hidayah Rabu, (26/6).
Rangkaian kegiatan pengabdian ini diawali dengan kegiatan seminar dengan tema “Menumbuhkan Persistensi, Pengelolaan Kesehatan Mental dan Penggunaan Obat yang Rasional sebagai Upaya Meningkatkan Well Being Warga Negara Indonesia di Seoul Korea Selatan”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, (15/6) malam lalu, yang bertempat di Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan, Seoul, Korea Selatan.
Opening speech disampaikan oleh Amaliah Fitriah, Ph.D (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul), ust. Irpanuddin, LC (takmir masjid Ansan), dan Ahmad Rajali, M.H.I (Ketua umum PCIM Korea Selatan). Materi penggunaan obat mandiri yang rasional disampaikan oleh apt. Hidayah Karuniawati, Ph.D, sedangkan materi merawat kesehatan psikologis untuk hidup lebih sejahtera disampaikan oleh Rahayu Farida, S.Psi., M.Psi.
Ketua umum PCIM Korea Selatan, Ahmad Rajali, M.H.I mengungkapkan budaya kerja di Korea Selatan memiliki standar yang lebih tinggi daripada standar kerja di dalam negeri. Salah satu yang hal yang diakui oleh para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan adalah budaya kerja secara cepat dan presisi.
“Hal ini menjadi persoalan yang banyak dialami oleh PMI juga para mahasiswa asal Indonesia di Korea Selatan yang menurunkan level kesehatan mental. Perlu penanganan khusus dalam rangka membekali mereka yang mengalami kendala penyesuaian diri dan mengalami penurunan tingkat kesehatan mental. Semoga melalui kegiatan pengabdian seperti ini, mampu menjadi salah satu solusi,” papar Ketua umum PCIM Korea Selatan itu.
Menurutnya, Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Korea Selatan menghadapi sejumlah permasalahan kesehatan mental termasuk stres. Kesehatan mental WNI di Korea Selatan juga menjadi concern dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
“Selain hal tersebut, terjadi penggunaan obat yang tidak rasional. Sebagai contoh, WNI menggunakan obat melebihi dosis yang dianjurkan supaya segera sembuh dan segera dapat beraktifitas dan bekerja kembali,” ungkap Ahmad Rajali.
Dalam sambutannya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Amalia menyambut baik kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh tim pengabdian Fakultas Farmasi UMS.
“Semoga langkah ini nanti diikuti oleh tim-tim pengabdian lainnya. Dibutuhkan banyak ilmuwan yang ikut peduli dan memberikan kemanfaatan ilmunya kepada masyarakat yang lebih luas,” tambahnya.
Dekan Fakultas Farmasi UMS, apt. Erindyah Retno Wikantyasning, Ph.D., juga menyampaikan bahwa kegiatan seminar ini merupakan kegiatan tahap awal. Setelah kegiatan seminar ini akan dilakukan upaya pendampingan psikologis yang diberikan secara berkelanjutan dengan memberikan konseling individu secara online dan webinar lanjutan tentang materi kesehatan mental yang lebih detail dan khusus.
“Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa UMS untuk belajar menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah kepada masyarakat. Mahasiswa belajar mengelola kegiatan, berinteraksi dengan masyarakat dan mencari solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 50 warga negara Indonesia yang tinggal di sekitar kota Ansan, Seoul. Kegiatan berlangsung meriah ketika dimulai sesi tanya jawab. Beberapa peserta curhat tentang problematika yang mereka hadapi. Kegiatan kemudian diakhiri dengan makan malam bersama. (Fika/Humas)