Telah Lakukan Observasi Lapangan, PPK IMM FIK UMS Siapkan 6 Program Saung TOGA di Desa Catur Kab. Boyolali

ums.ac.id, SOLO – Sama seperti 15 Tim lainnya, Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Catur, Kec. Sambi, Boyolali, yang bertajuk “Saung Toga : Revitalisasi Kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Sebagai Konservasi Tanaman Obat di Desa Catur.”

TOGA menjadi keunikan tersendiri bagi desa tersebut karena sering dikenal dengan Desa TOGA. Namun masyarakat belum ada yang mengelola hasil tanamannya menjadi sebuah bentuk komoditi. Selain itu, permasalahan di Desa Catur yaitu mayoritas penduduk lansia yang memiliki penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi.

Ketua Pelaksana Tim PPK Ormawa IMM FIK, Isna Alfiyani, beserta 12 anggotanya merencanakan beberapa program, meliputi: (1) Pembangunan dan pemasifan konservasi lahan TOGA; (2) Pencerdasan dan pembuatan buku panduan mengenai penanaman; (3) Pengolahan dan pemanfaatan TOGA; (4) Pembentukan kelompok Kader TOGA Desa Catur (KAGACA), Pencerdasan terkait pengelolaan administrasi dan manajemen organisasi kelompok KAGACA, serta memasifkan potensi lahan; (5) Meningkatkan pengetahuan dan pemberdayaan untuk mengurangi prevalensi Diabetes Melitus dan Hipertensi; (6) Meningkatkan keterampilan warga tentang pembudidayaan TOGA di lahan kosong milik desa.

“Saung TOGA adalah tempat lahan penanaman tumbuhan obat-obatan di mana di dalam lahan ini akan ditanam berbagai macam jenis TOGA yang kemudian hasilnya akan diolah untuk dijadikan jamu, olahan rempah kering, dan lain-lain,” kata Isna, Jum’at, (28/6).

Isna juga menyampaikan bahwa saat kelompoknya melakukan observasi lapangan, pemerintah desa setempat sangat mendukung dengan adanya rencana program itu.

“Program ini semoga dapat membantu masyarakat dalam mengelola lahan kosong, selain itu pemerintah desa setempat juga mendukung dengan menyiapkan beberapa lahan kembali yang kosong untuk bisa digunakan kembali,” ucap Ketua Pelaksana.

Tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan program itu cukup banyak. Dimulai sejak awal tim datang untuk melakukan observasi langsung ke lapangan pada bulan Januari, kemudian melakukan koordinasi dengan aparat desa, dan program penanaman yang akan mulai dilakukan di bulan Juni, hingga proses selesai pada bulan Oktober.

“Harapannya tentunya program ini akan bermanfaat bagi masyarakat desa setempat, menjadikan sebagai ladang ekonomi tambahan untuk warga, dan membantu program desa dalam mengenalkan keunggulan-keunggulan yang ada di Desa Catur,” pungkasnya. (Yusuf/Humas)